tvOnenews.com - Seorang pria bernama Giri berusia 22 tahun tewas saat sedang bekerja di Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (27/4/2024).
Pria asal Cianjur itu tewas tertimpa tembok roboh dari rumah yang sedang direnovasi.
Menurut saksi, korban sempat mengucap dua kalimat syahadat saat meregang nyawa ketika dievakuasi.
“Korban nyebut 'laa ilaha illallah muhammadur rasulullah' pas dievakuasi," kata pemilik rumah.
Proses evakuasi sempat berjalan dramatis. Sebab, korban terus mengucapkan dua kalimat syahadat sepanjang proses evakuasi dari reruntuhan tembok.
“Korban masih hidup saat dievakuasi. Belum sempat dirawat, sudah meninggal di tempat. Pak Waslam selamat, tapi kakinya patah," ungkap pemilik rumah.
Dalam agama Islam, Rasulullah SAW pernah bersabda tentang keutamaan dari membaca syahadat saat ajal menjemput.
Bahkan, Nabi menganjurkan orang lain di sekitar orang yang sakaratul maut untuk membantu mengucapkan syahadat.
Dari Mu'adz bin Jabal RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang dishahihkan oleh Abu Muhammad Abdul Haq,
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
Artinya: "Barang siapa yang akhir perkataannya adalah Laa illaaha Illallaah, maka dia akan masuk surga," (HR Abu Dawud)
Mengucap kalimat syahadat sebelum meninggal bahkan disebut menjadi penggugur dosa orang yang mengamalkannya.
Hal ini pernah diceritakan oleh Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW.
Diceritakan, saat itu malaikat mendatangi orang yang sedang sekarat. Malaikat tersebut dikisahkan melihat ke dalam hati orang itu, tetapi tidak menemukan apa-apa di situ.
"Malaikat itu pun lalu membuka janggut orang itu dan mendapati ujung lidahnya melekat pada langit-langit mulutnya sedang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan selain Allah (syahadat tauhid).' Dosa-dosanya diampuni karena kalimat ikhlas yang diucapkannya itu,” (HR Muslim)
Seseorang yang meninggal ketika mencari nafkah kerap disebut jihad.
Buya Yahya berpesan agar selalu berprasangka baik kepada orang yang meninggal. Termasuk bila seseorang meninggal setelah melakukan maksiat.
“Mungkin ada orang mati dalam keadaan maksiat. Apakah anda tahu bisa jadi saat dia maksiat dia berdiri, bertaubat, lalu naik motor, mati dia. Bisa jadi kok begitu. Selagi dia masih ahli iman sudah cukup seperti itu,” kata Buya Yahya.
“Maka jangan menuduh orang lain su’ul khatimah, hati hati itu. Kita tidak tahu apa yang terjadi saat itu,” tegasnya.
Adapun meninggal dalam keadaan husnul khatimah dinilai akan mendapat ganjaran surga. Lantas, seperti apa meninggal dengan husnul khatimah?
Buya Yahya menjelaskan, seseorang akan meninggal seperti kebiasaannya. Jika kebiasaannya mengerjakan amal kebaikan maka akan meninggal saat berbuat kebaikan.
“Makanya, titi jalan kebaikan. Biasakan hidup anda dengan Allah dan rasul-Nya biarpun kegiatan anda berkiprah dengan urusan dunia,” ujarnya.
Membiasakan hidup di mana pun selagi bisa mengingat Allah SWT bisa menjadi jalan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
“Anda bekerja cari duit kelihatannya lagi ngitung duit. Kelihatannya kerut kening ngitung duit. Rupanya di ujung ngitungnya adalah aku ingin segera menyelesaikan masjid di sana, fakir miskin di sana, pesantren di sana. Ketika mati mulia kok,” ucap Buya Yahya.
Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan, meninggal dengan husnul khatimah bisa dimulai ketika membiasakan diri dekat kepada Allah SWT.
“Banyak dosa kita jangan ditutupi, Allah maha tahu, segera minta ampun kepada Allah,” terangnya.
“Kemudian melazimi kebaikan-kebaikan, lisan kita berzikir, kalau mati di mana mana pun, kapan pun, kita dalam keadaan inget di jalan Allah dan hentikan kemaksiatan,” pungkasnya.
Wallahu’alam. (adk)
Load more