Jakarta, tvOnenews.com - Di Hari Raya Idul Fitri biasanya umat Islam akan melakukan ziarah kubur keluarga atau nyekar. Termasuk pula wanita baik itu yang sedang suci atau dalam keadaan haid.
Biasanya, ziarah kubur ini dilakukan bersama-sama keluarga atau kerabat dekat. Namun, sebenarnya boleh tidak nyekar dalam kondisi sedang haid bagi wanita?
Seorang wanita yang sedang haid dalam agama Islam memang dilarang melakukan beberapa ibadah, seperti shalat dan puasa.
Selain itu, wanita yang sedang haid juga tidak boleh membaca Al Quran dengan suara yang dikeraskan.
Wanita haid juga tidak boleh berlama-lama atau berdiam di masjid karena ditakutkan akan mengotorinya.
Lantas, bagaimana dengan nyekar atau ziarah kubur? Bolehkah wanita haid melakukan hal tersebut?
Dikutip dari YouTube Hidayah_videodakwah, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan mengenai hukum wanita haid melakukan ziarah kubur atau nyekar.
Pada dasarnya, melakukan ziarah kubur bagi wanita haid adalah hal yang diperbolehkan.
"Boleh, nggak ada masalah untuk ziarah kubur," kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Ia menjelaskan, yang tidak diperbolehkan bagi wanita haid adalah shalat, puasa, menetap di masjid, dan tawaf.
Namun, untuk ziarah kubur tidak ada larangan mengenai hal tersebut.
Walaupun demikian, wanita yang datang bulan harus tetap menjaga adab saat melakukan ziarah kubur.
Hal ini juga berlaku untuk siapapun yang melakukan ziarah kubur. Adab dan etika harus tetap dijaga.
Adapun doa yag bisa dipanjatkan untuk orang meninggal dunia, sebaiknya dilakukan saat waktu-waktu mustajab.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah mencontohkan waktu mustajab terjawabnya doa adalah pada Bulan Syaban atau waktu seperti antara azan dan iqamah.
"Kemudian ada waktu-waktu yang mustajab seperti antara azan dan iqamah, doakan supaya mereka diampuni, supaya diterima amalan mereka, supaya dimasukkan surga," kata dia menjelaskan. (iwh)
Load more