Belajar Toleransi dan Moderasi Beragama dari Natuna
- ANTARA
Ragam budaya di luar Melayu itu, contohnya upacara sedekah bumi yang dilakukan oleh Suku Jawa yang mayoritas bermukim di Kecamatan Bunguran Tengah.
Bahkan Pemerintah Kabupaten Natuna kerap mengirimkan perwakilan untuk menghadiri acara dari budaya di luar Suku Melayu tersebut.
Sedekah bumi merupakan tradisi yang kerap dilakukan Suku Jawa setiap satu tahun sekali, biasanya setelah panen hasil pertanian.
Tradisi tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur mereka kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui Bumi, berupa segala bentuk hasil panen dari yang mereka tanam.
Biasanya kegiatan itu selalu dimeriahkan dengan pementasan tarian kuda lumping yang merupakan salah satu warisan budaya seni dari Suku Jawa.
Tidak hanya itu, bukti kalau masyarakat Suku melayu Natuna tidak pernah menolak pada budaya luar, terlihat pada Tahun 2023, tepatnya pada perayaan 17 Agustus. Para pegiat budaya dari masing-masing suku juga diberi ruang oleh pemerintah daerah setempat untuk menampilkan kesenian dari suku masing-masing guna menghibur dan mengenalkan budaya mereka kepada para penerus serta masyarakat dari suku lainnya.
Kegiatan itu tidak pernah diprotes oleh masyarakat tempatan, bahkan mereka turut memeriahkannya dan membantu suku lainnya mencari keperluan untuk membuat pakaian serta atribut yang diperlukan.
Kegiatan yang diikuti ribuan masyarakat dari berbagai suku itu berlangsung sukses dan meriah serta direncanakan akan kembali digelar pada tahun 2024.
Saling membantu
Tingginya sikap toleran dalam bentuk lainnya yang bisa dilihat pada saat penyambutannya peringatan hari besar dari agama tertentu, seperti pada perayaan Tahun Baru Imlek dari umat Konghucu.
Pada malam perayaan tahun baru Imlek berlangsung, warga dari Suku China dan umat beragama yang memiliki paham yang sama di Natuna akan menghiasi klenteng dan jalan-jalan menuju klenteng dengan lampu-lampu lampion yang didominasi warna merah.
Selain itu mereka juga memasang lampion di rumah-rumah mereka.
Pada proses pemasangan lampion-lampion tersebut juga dibantu atau dilakukan oleh masyarakat dari suku lainnya.
Hal yang tidak tidak kalah unik adalah pemain dari pementasan barongsai di Klenteng Pu Tek Chi di Kota Tua Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, berasal dari masyarakat suku lain, yakni Melayu dan beragama Islam.
Load more