Perang Israel-Palestina Berlarut-larut Ciptakan 'Neraka' Geopolitik, Indonesia Diimbau Waspadai Pergeseran Perang Proksi
- ANTARA
Kewaspadaan Indonesia
Peperangan proksi telah bergeser menjadi peperangan antaraktor yang berseteru secara langsung. Itu artinya, kita harus siap-siap untuk dijadikan sebagai wilayah proksi berikutnya oleh para aktor-aktor peperangan tersebut. Jika kita bisa melihat gejala-gejala ini, maka NKRI dipandang potensial untuk dijadikan ladang proksi Palestina-Israel oleh para aktor di belakangnya.
Pertama, perang opini publik untuk mendukung Palestina maupun Israel. Media sosial menjadi sarana penting untuk penyebaran konten-konten tentang "kekejaman Israel", "kecurangan Hamas", dan tema-tema yang tendensius lainnya. Tidak jarang, konten-konten itu menyebarkan narasi palsu, hoaks, dan disinformasi.
Penggalangan opini publik ini tidak main-main. Menurut analisis media sosial yang dilakukan oleh Humanz, sebuah platform perusahaan Israel yang didirikan oleh mantan programer dari Unit Intelijen IDF 8200, terdapat 117 miliar postingan di TikTok dan Instagram sejak 7 Oktober hingga 20 November 2023. Postingan dengan menggunakan tanda pagar atau tagar (#) yang pro-Palestina berjumlah 93,7 persen, sementara yang pro-Israel hanya 6,3 persen.
Gerakan-gerakan, seperti boikot produk Israel, pembangunan opini perang Palestina-Israel sebagai perang agama, dan gerakan demonstrasi pro-Palestina di seluruh penjuru Tanah Air menunjukkan bahwa advokasi media sosial cukup berhasil.
Kedua, selain bertujuan untuk membangun komitmen aksi, perang di media sosial menuntut aksi berikutnya yang membutuhkan pengorbanan lebih, yaitu aksi penggalangan dana. Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan sumbangan ke Palestina dengan jumlah yang cukup besar.
Pada 18 November 2023 dilaporkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bahwa sumbangan rakyat Indonesia untuk Palestina mencapai Rp 61,5. miliar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyalurkan sumbangan sebesar Rp 23 miliar, termasuk sejumlah sumbangan dari lembaga zakat dan kemanusiaan lainnya, seperti LazisNU, LazisMU dan sebagainya. Indonesia lalu dipandang sebagai negara yang potensial untuk memberikan dukungan kepada Palestina dalam hal finansial.
Di tengah kobaran perang negara-negara yang terlibat pada perang Palestina-Israel, yang penting adalah tetap mempertahankan rasa kemanusiaan, kepedulian pada perdamaian dan solidaritas terhadap negara-negara yang sedang memperjuangkan kemerdekaannya. Maka, sikap Pemerintah Indonesia dengan solusi "two state solution" sudah dinilai tepat. Kepedulian rakyat Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina semakin memberikan dukungan langkah diplomasi pemerintah.
Dus, kita berharap bahwa perkembangan geopolitik saat ini tidak mempengaruhi para aktor-aktor di dalam negeri untuk mengolahnya menjadi ancaman. Kepentingan nasional kita adalah mempromosikan perdamaian dunia, membangun persatuan dan keutuhan bangsa ini untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.(Ngasiman Djoyonegoro/Ant/bwo)
Load more