Jakarta, tvOnenews.com - Pada hari ini, Minggu (14/1/2024), lautan manusia ada di Musala Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Ratusan ribu manusia itu berkumpul karena ingin menghadiri haul akbar ke-19 KH Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari atau yang dikenal dengan nama Abah Guru Zaini atau Guru Sekumpul.
Para jamaah yang ingin menghadiri peringatan wafatnya Tuan Guru Sekumpul itu datang dari dalam daerah dan luar daerah.
Diperkirakan, jumlah jamaah haul Abah Guru Sekumpul akan terus bertambah hingga mencapai dua juta orang.
Haul Akbar Ke-19 Guru Sekumpul: Ini Profil KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari yang Mengundang Lautan Manusia di Martapura Hari ini (Sumber: ANTARA)
Berikut profil Guru Sekumpul dirangkum tvOnenews.com dari berbagai sumber.
Abah Guru Sekumpul bernama asli KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari.
Abah Guru Sekumpul lahir pada 11 Februari 1942 di desa Tunggul Irang Seberang, Martapura.
Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.
Beliau merupakan putra dari pasangan Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf bin Muhammad Seman dan Hj. Masliah binti H. Mulya bin Muhyiddin.
Sejak kecil, Guru Sekumpul mengikuti pendidikan formal di Madrasah Darussalam, Martapura.
Selain itu, beliau juga berlatih dengan guru-guru akbar spesialis keilmuan, salah satunya adalah al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif.
Tak hanya itu, Guru Sekumpul juga dididik oleh Guru Seman, yang tak lain adalah pamannya.
Guru Sekumpul pertama kali membuka pengajian di kediamannya di Keraton Martapura.
Pengajian tersebut diadakan untuk menunjang pelajaran para santri, yang diisi dengan pengulangan kitab-kitab.
Namun tak lama kemudian, pengajian Guru Sekumpul ini yang tadinya hanya untuk santri menjadi berkembang di kalangan masyarakat umum.
Selain mengulang kitab-kitab, dalam pengajian itu, Abah Guru Sekumpul mulai mensyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.
Selain itu, beliau juga mengajarkan beberapa amalan wirid.
Salah satu wirid yang diajarkannya adalah zikir Tarekat Sammaniyah.
Kemudian, pada sekitar 1990, Abah Guru Sekumpul pindah ke komplek Ar-Raudhah, Kelurahan Jawa, Kecamatan Martapura, Kalimantan Selatan.
Di komplek ini lah pengajian Abah Guru Sekumpul semakin berkembang.
Khususnya di Musala Ar-Raudhah, tempat yang hari ini menjadi lautan manusia.
Murid-murid dan tamu-tamu dari Abah Guru Sekumpul tak hanya dari Martapura dan sekitarnya.
Namun banyak yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari Negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Abah Guru Sekumpul tercatat memiliki sejumlah kelebihan dan karomah.
Abah Guru Sekumpul disebut sudah menghafal Al-Qur’an sejak berusia 7 tahun dan tafsir al-Jalalain ketika berusia 9 tahun.
Abah Guru Sekumpul wafat saat usianya 63 tahun.
Guru Sekumpul meninggal dunia akibat penyakit komplikasi dari gagal ginjal yang dideritanya.
Sebelum wafat, Guru Sekumpul sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Namun, beliau akhirnya meninggal di rumahnya yang juga sekaligus kompleks pengajian, Sekumpul, Martapura, Kalimantan Selatan pada Rabu (10/8/2005) .
Haul Akbar Ke-19 Guru Sekumpul: Ini Profil KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari yang Mengundang Lautan Manusia di Martapura Hari ini (Sumber: ANTARA)
Ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meraup keuntungan hingga ratusan persen saat pelaksanaan Haul ke-19 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul di Martapura, Banjar.
Ratusan ribu jamaah Haul Guru Sekumpul mulai berdatangan dan memadati kawasan Kubah Guru Sekumpul di Jalan Sekumpul, Sungai Sipai, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
“Mulai kemarin, para jamaah dari berbagai pelosok Indonesia sudah berdatangan, alhamdulillah penjualan pernak pernik Guru Sekumpul meningkat hingga ratusan persen,” kata seorang pelaku UMKM Muhamad Abdul di Martapura, Kalsel, Minggu (14/1/2024).
Dia menyebutkan berbagai pernak pernik dagangan miliknya, yakni Alquran, tasbih, kalung, gelang, cincin, minyak harum, gantungan kunci, sajadah, peci, rebana, sorban, lukisan Abah Guru Sekumpul, dan berbagai kerajinan lainnya.
“Kalau hari biasa, setiap hari hasil penjualan di kisaran ratusan ribu hingga jutaan, tetapi saat momen Haul Guru Sekumpul bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta,” ujarnya. Sementara itu, seorang pedagang makanan Nur Siti (45) mengatakan dagangan miliknya juga mengalami peningkatan penjualan.
Dia menyebutkan dagangan di warung makan miliknya yg biasanya menghasilkan ratusan ribu Rupiah, saat momen Haul Guru Sekumpul dapat mencapai jutaan rupiah.
Meskipun di lokasi haul disediakan Relawan Sekumpul makanan gratis, para jamaah yang datang dari berbagai daerah itu tetap antusias membeli makanan dari warung. (put/ant)
Load more