Tafsir Surah Al Isra Ayat 1, Perjalanan Nabi Muhammad saat Isra Mi’raj dan Mampir di Masjidil Aqsa
- kolase tvOnenews
Selanjutnya Allah swt menjelaskan bahwa Masjidil Aqsa dan daerah-daerah sekitarnya mendapat berkah Allah karena menjadi tempat turun wahyu kepada para nabi. Tanahnya disuburkan, sehingga menjadi daerah yang makmur.
Di samping itu, masjid tersebut termasuk di antara masjid yang menjadi tempat peribadatan para nabi dan tempat tinggal mereka.
Sesudah itu, Allah menyebutkan alasan mengapa Nabi Muhammad saw diperjalankan pada malam hari, yaitu untuk memperlihatkan kepada Nabi tanda-tanda kebesaran-Nya.
Tanda-tanda itu disaksikan oleh Muhammad saw dalam perjalanannya dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa, berupa pengalaman-pengalaman yang berharga, ketabahan hati dalam menghadapi berbagai macam cobaan, dan betapa luasnya jagat raya serta alangkah Agungnya Allah Maha Pencipta. Pengalaman-pengalaman baru yang disaksikan Nabi Muhammad sangat berguna untuk memantapkan hati beliau menghadapi berbagai macam rintangan dari kaumnya, dan meyakini kebenaran wahyu Allah, baik yang telah diterima maupun yang akan diterimanya.
Di akhir ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa Dia Maha Mendengar bisikan batin para hamba-Nya dan Maha Melihat semua perbuatan mereka.
![]()
Kompleks Masjidil Aqsa (pixabay)
Tak ada detak jantung, ataupun gerakan tubuh dari seluruh makhluk yang ada di antara langit dan bumi ini yang lepas dari pengamatan-Nya.
Ayat ini menyebutkan terjadinya peristiwa Isrā’, yaitu perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa di waktu malam. Sedangkan peristiwa Mi’raj, yaitu naiknya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mustawa) tidak diisyaratkan oleh ayat ini, tetapi diisyaratkan dalam Surah an-Najm.
Hampir seluruh ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa Isrā’ terjadi setelah Nabi Muhammad diutus menjadi rasul.
Peristiwanya terjadi satu tahun sebelum hijrah.
Demikian menurut Imam az-Zuhrī, Ibnu Sa’ad, dan lain-lainnya. Imam Nawawi pun memastikan demikian. Bahkan menurut Ibnu Ḥazm, peristiwa Isrā’ itu terjadi di bulan Rajab tahun kedua belas setelah pengangkatan Muhammad menjadi nabi. Sedangkan al-Ḥāfiẓ ‘Abdul Gani al-Maqdisī memilih pendapat yang mengatakan bahwa Isrā’ dan Mi’raj tersebut terjadi pada 27 Rajab, dengan alasan pada waktu itulah masyarakat melaksanakannya.
Load more