Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu kota yang pernah diazab oleh Allah SWT karena perilaku penduduknya menyimpang adalah Pompeii.
Pompeii adalah kota zaman Romawi kuno dekat kota Napoli atau yang sekarang berada di wilayah Campania, Italia.
Berdasarkan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam kanal YouTube Mineral Oil, Pompeii yang kini telah menjadi puing itu merupakan salah satu kampung yang diisi oleh homo.
“Lalu kemudian datang lahar dari bukit turun ke bawah, rata dengan tanah. Sampai-sampai mereka berubah menjadi patung-patung batu,” ujar Ustaz Abdul Somad.
Mayat Penduduk Kota Pompeii (Pompeiani) yang Terawetkan Usai Letusan Gunung Vesuvius (wikipedia common)
Kata Ustaz Abdul Somad, warga Kota Pompeii diazab oleh Allah dengan ditimpa lahar.
“Tidak sempat merubah ekspresi wajah, ekspresi wajah orang homo yang mati dalam keadaan melakukan hubungan seksual terlarang,” tandas Ustaz Abdul Somad.
“Tak sempat merubah dari wajah kesakitan dengan wajah penderitaan, begitu yang dialami oleh masyarakat Pompeii,” sambung Ustaz Abdul Somad.
Oleh sebab itu, kata Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa kita berdakwah karena mengajak ke jalan yang benar bukan karena benci.
“Tapi karena ingin menyelamatkan. Supaya kita selamat ‘ta’muruna bil ma’ruf,’ ajak mereka berbuat baik. ‘wala tanhar bil munkar,’ larang mereka jangan sampai melakukan perbuatan munkar,” tandas Ustaz Abdul Somad.
Salah Satu Situs di Kota Pompeii (pompeiisites.org/Cesare Abbate)
Kota Pompeii didirikan oleh orang-orang Osci atau Oscan, yaitu suatu kelompok masyarakat di Italia tengah pada sekitar abad ke-6 SM.
Pompeii diyakini bahwa Pompeii diazab oleh Allah SWT karena terkenal dengan kemerosotan moralnya selama Kekaisaran Romawi.
Pergaulan bebas merajalela di kota Pompeii, dimulai dari lawan jenis dan sesama jenis yang hampir menjadi kebiasaan masyarakat.
Kota Pompeii hancur akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi.
Abu letusan gunung berapi mengubur kota Pompeii dan seluruh penduduknya sedalam beberapa meter hingga menghilang selama 1.600 tahun.
Kemudian 1.600 kemudian atau pada 1748, Pompeii kembali ditemukan secara tidak sengaja.
Sementara dilansir dari situs https://p2k.stekom.ac.id/ tentang eksiklopedia dunia, Pompeii telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama Fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk Sungai Sarno.
Namun, baru sekitar 150 tahun kemudian kota Pompeii dibebaskan dari timbunan tanah.
Sejarah mencatat pada 24 Agustus tahun 79, Gunung Vesuvius meletus dengan dahsyat.
Saat itu, awan panas, batuan dan abu menghujam ke dua kota, Pompeii dan Herculaneum.
Kedua kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius itu akhirnya hilang dan terlupakan.
Kemudian, sekitar 1.600 tahun kemudian, Kota Pompeii dan Herculaneum akhirnya ditemukan.
Kedua kota itu ditemukan pada tahun yang berbeda, Kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, sementara Pompeii pada 1748.
Saat ditemukan, ada jasad-jasad manusia yang diawetkan oleh abu dengan berbagai pose.
Raja Charles VII dari Kerajaan Dua Sisilia sangat tertarik dengan temuan-temuan ini. Bahkan, hingga ia diangkat menjadi raja Spanyol.
Arkeolog yang menjadi pionir dalam penemuan situs bersejarah tersebut adalah Giuseppe Fiorelli.
Salah Satu Bagian dari Situs Sejarah Kota Pompeii (wikipedia common)
Arkeolog berkebangsaan Italia bertanggung jawab dalam ekskavasi pada 1860.
Giuseppe Fiorelli adalah orang yang menyarankan penggunaan teknik injeksi plester terhadap ruangan kosong dalam tubuh korban Vesuvius yang sudah hancur.
Sehingga terbentuklah kembali permukaan tubuh mereka secara sempurna.
Adapun bangunan yang diselamatkan dengan baik adalah bangunan untuk keperluan sosial, pemandian, beberapa rumah atau gedung dan sejumlah villa.
Bahkan, sebuah hotel seluas 1.000 meter persegi ditemukan dekat lokasi kota.
Hotel itu kemudian dinamakan dengan "Grand Hotel Murecine".
Pompeii merupakan satu-satunya situs kota kuno dimana keseluruhan struktur topografinya dapat diketahui dengan pasti tanpa memerlukan modifikasi atau penambahan.
Kota ini tidak dibagi sesuai dengan pola-pola kota Romawi pada umumnya dikarenakan permukaan tanah yang tidak data. Hal ini karena kota ini berada di kaki gunung.
Namun dari hasil penelitian para arkeolog, jalan-jalan di kota ini dibuat lurus dan berpola sesuai tradisi Romawi kuno.
Setelah penggalian mendalam di bagian yang lebih tua, ditemukan petunjuk bahwa ada peristiwa-peristiwa lain yang telah melanda kota Pompeii sebelum terjadinya ledakan dahsyat dari Gunung Vesuvius.
Dengan menggunakan penanggalan karbon, lapisan yang tertua di Kota Pompeii diperkirakan berasal dari abad ke-8 SM, sekitar masa pendirian kota itu.
Sementara dari hasil lapisan sedimen lainnya, diprediksi bahwa jalan kota Pompeii dibuat oleh orang Romawi pada sekitar abad ke-4 SM dan abad ke-2 SM.
Pada penggalian-penggalian awal situs ini, sesekali ditemukan lubang di dalam lapisan abu yang berisi sisa-sisa tulang manusia.
Bahkan, ditemukan bentuk-bentuk yang sangat akurat dan mengerikan dari Pompeiani atau sebutan dari warga Pompeii yang gagal melarikan diri saat tragedi terjadi.
Bahkan, dari penemuan yang ada, tampak ekspresi ketakutan yang cukup jelas terlihat.
Kota Pompeii memberikan gambaran mengenai kehidupan kota Romawi pada abad pertama.
Dari penemuan yang ada telah memperlihatkan bahwa Pompeii adalah kota yang sangat hidup sebelum terjadinya letusan gunung.
Bahkan bukti-bukti yang ada menunjukkan secara rinci kehidupan sehari-hari mereka.
Misalnya, grafiti yang dipahat di dinding, memberitahu kita pada nama suatu jalan.
Saat letusan terjadi, diduga Kota Pompeii mungkin memiliki penduduk sekitar 20.000 orang dan menjadi vila-vila liburan orang Roma.
Lupanar, Rumah Bordil di Kota Pompeii (wikipedia common)
Pada saat penggalian tahun 1748, ditemukan berbagai pose erotis.
Temuan ini membuat malu para sarjana dan cendekiawan era Victoria.
Raja Francis I yang menghadiri pameran koleksi temuan dari Pompeii pada 1819, menjadi marah ketika melihat koleksi yang dianggap mesum kala itu.
Selain itu, di Kota Pompeii ditemukan Lupanare (Lupanar) atau rumah bordil paling terkenal di reruntuhan Pompeii.
Bangunan rumah bordil ini terletak sekitar 2 blok dari alun-alun pusat kota.
Lupanar dibangun dari batu dan memiliki 10 kamar, lima di lantai bawah dan sisanya berada di loteng.
Setiap lantai dilengkapi dengan kamar mandi. Salah satunya ditemukan di bawah tangga.
Dalam setiap kamar, ada tempat tidur batu yang dulunya dilapisi matras tipis.
Load more