tvOnenews.com - Pendakwah kondang Ustaz Khalid Basalamah menceritakan kisah ketika hendak ambil Strata S3-nya di kampus UIN (Universitas Islam Negeri) Yogyakarta.
Ustaz Khalid Basalamah mengungkap sebuah kisah ketika dirinya hendak melanjutkan pendidikan S3 di UIN Yogya.
"Ini kisah beberapa tahun yang lalu, tolong teman-teman jangan dianggap saya bicara tentang individu anda atau tentang kota anda, bukan, kita bicara ini bumi Allah dan kita tarik ke contoh-contoh yang terdekat," ujarnya yang dilansir dari Youtube Bujang Ketapang.
Pendakwah, Ustaz Khalid Basalamah.
Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A atau dikenal dengan sebutan Ustaz Khalid Basalamah menuturkan bahwa beberapa tahun yang lalu dirinya pernah mendapat tawaran untuk masuk ke UIN Yogyakarta.
"Ini kisah mungkin kurang lebih 12 tahun yang lalu, saya coba mendaftar dan saya dipanggil," ujarnya.
Khalid Basalamah berangkat dari Makassar, namun ketika tepat tiba di kampus UIN Yogyakarta, ia malah mendapat kabar bahwa ujian masuk telah dilaksanakan kemarin.
Merasa heran lantaran Khalid Basalamah tak menerima pemberitahuan menyoal ujian yang dimajukan dari jadwal semestinya. Hingga akhirnya ia tak jadi ikut ujian.
"Saya coba ikut ujian sendiri, tetap gak bisa, saya sampai temui rektornya, saya ketemu rektornya,'pak saya dapat surat panggilan, dia lihat saya, ini berjenggot nih, ini lain alamnya,'" ucap Basalamah.
Menurut Ustaz Khalid Basalamah, Rektor UIN itu malah mengatakan,"Anda kayaknya gak cocok kuliah di sini," ujarnya.
"Baiklah saya pahami isyaratnya, mungkin karena teman-teman di UIN ini sudah banyak didominasi oleh liberal, ini pasti pembantah liberal, jenggot itu pasti dianggap pembantah liberal," terangnya.
Di tengah suasana hati yang tak menyenangkan karena tak dapat ujian di UIN, Khalid Basalamah menghubungi temannya yang tinggal di Yogyakarta.
Teman seperjuangan dan teman sekelas ketika menempuh pendidikan di Universitas Islam Madinah, yang sekarang menjadi dosen di UGM.
Lalu ketika dijemput pakai motor, Uztaz Khalid Basalamah berbincang-bincang dengan kawannya selama perjalanan, dan menceritakan kisahnya yang mendapat tawaran untuk ujian di UIN tapi tak berjalan sesuai rencana.
Respons dari kawan Ustaz Khalid Basalamah malah di luar dugaan, karena merasa bersyukur sang pendakwah tak jadi masuk kuliah di UIN.
Menurut cerita kawannya, kampus UIN di Yogyakarta merupakan kampus UIN terparah di Indonesia.
"Sampai pemahaman ketika ada anak muslim salat, diolok-olok sama temannya,'kamu masih salat ya, kasihan,'" ujar Basalamah menirukan.
Lanjut ungkap Khalid Basalamah bahwa ketika ada anak-anak UIN mau belajar agama nasrani, tinggal mendatangkan pastor dan melakukan pembelajaran di halaman kampus.
"Dianggap kita harus belajar dari sumbernya langsung," tuturnya.
"Subhanallah, Anda tak butuh baca injil, gak butuh belajar dari pendeta, belajar dari Ustaz dan Kyai saja belum habis-habis ilmunya. baca Qur'an aja kita masih banyak belum paham, terus baca injil darimana, tapi itu yang terjadi," ungkap Khalid Basalamah.
Pendakwah, Ustaz Khalid Basalamah.
Perbincangan panjang, lalu Ustaz Khalid Basalamah menyinggung soal seringnya terjadi bencana gempa di Yogyakarta di tengah diskusi dengan temannya.
"Ini apa sebabnya? ada dosa apa antum di sini?" tanya Khalid Basalamah.
Merespons pertanyaan itu, jawaban dari teman kepercayaan dari Khalid Basalamah yang merupakan orang asli Yogyakarta juga.
"Dia bilang, di sini tuh ada banyak pelanggaran agama yang mungkin orang anggap sudah biasa, seperti sudah biasa di sini dalam satu rumah tuh ada berapa agama," ujarnya.
"Ayahnya nasrani misalnya, ibunya muslim, anaknya budha, ternyata ini banyak terjadi," sambungnya.
Kemudian, ulama kelahiran Makassar ini menyatakan bahwa telah terjadi pelanggaran agama karena tidak boleh orang tua membiarkan anaknya murtad.
Pendakwah yang menyelesaikan gelar doktornya di salah satu kampus di Malaysia ini menyatakan sebuah hasil survei internasional bahwa setelah kota-kota di Amerika yang datang free sex terbesar di Asia. Bahkan mengalah Thailand adalah kota Yogyakarta.
"Dan ada sekian banyak cerita (dosa) disebutkan oleh dia, tapi saya bilang cukup Akhi, satu saja dari sekian banyak dosa yang antum sebut ini sudah banyak mendatangkan musibah-musibah," tuturnya.
"Dan subhanallah sama teorinya, saya tanya setelah gempa besar ini, sebelumnya ada gempa-gempa kecil nggak, ternyata ada. kecil-kecil dulu letupannya, gak mau sadar, sekalian yang besar," tutupnya. (ind)
Load more