Unik! Arsitektur Masjid Al Baitul Amien Jember Mirip Gedung MPR DPR RI
- (ANTARA/HO-Biro Adpim Pemprov Jatim)
Masjid itu dibangun dengan bentuk bangunan yang mirip Gedung MPR DPR RI di Jakarta dan bangunan masjid berbentuk kubah dengan satu menara.
Menurutnya masjid Jami Al Baitul Amien lama dibangun dengan konsep peradaban Nusantara, Eropa, dan Timur tengah, sedangkan masjid jami yang baru yang menyerupai Gedung MPR DPR berasal dari peradaban modern karena arsiteknya dari Eropa.
Yayasan dan pengurus masjid juga berusaha menjaga agar bangunan masjid yang ikonik itu tidak berubah ketika ada kerusakan atau kebocoran di sejumlah tempat dengan memperbaiki tanpa mengubah bentuk bangunan.
Apabila ada kebocoran, maka pengurus masjid berusaha menambalnya tanpa membongkar atap atau bangunan yang permanen karena ikhtiarnya merawat dan memelihara bangunan masjid tetap terjaga keasliannya.
Sejak tahun 2022, warna bangunan masjid Jami' Al Baitul Amien yang berada di tengah kota itu berubah dominan putih dan kuning keemasan, sedangkan sebelumnya dominan warna hijau.
Renovasi meliputi perubahan warna cat kubah, pintu masjid, lantai halaman masjid, pintu gerbang, pekarangan masjid.
Dengan keunikan dan ikonik Masjid Al Baitul Amien itu diharapkan banyak jamaah yang datang dan beribadah, bahkan selama Ramadhan tidak pernah sepi dari kunjungan jamaah, termasuk kegiatan shalat malam atau qiamul lail pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan 1444 H.
Partisipasi masyarakat
Selain menjadi pusat peribadatan masyarakat Muslim di Jember, masjid tersebut juga merupakan lanskap bersejarah tidak hanya karena usianya yang tua, namun juga karena ada kisah partisipasi rakyat di dalamnya.
Dikutip dari buku Wakil Rakyat Kabupaten Jember Tempo Doeloe dan Sekarang, Soewarno Soetopamekas saat menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gotong Royong Jember 1958-1960, mengambil inisiatif untuk merenovasi masjid tersebut dengan botol.
"Soewarno berkat, mulai hari ini kita bangun masjid dengan botol. Ia memints setiap warga yang memiliki botol kecap kumpulkan. Dia ysng menjual botol-botol itu dan hasilnya untuk pembangunan masjid.
Rakyat Jember akhirnya menyambut ajakan Soewarno dan mereka membawa botol-botol bekas ke alun-alun dan hasil penjualan botol tersebut bisa digunakan untuk merenovasi masjid.
Gerakan partisipasi rakyat itu kembali terulang pada masa pemerintahan Bupati Jember Abdul Hadi pada 1973-1978.
Load more