Jakarta, tvOnenews.com - Jika umat Islam melaksanakan ibadah puasa dengan perjuangan melawan hawa nafsu dirinya selama Ramadhan, maka zaman dahulu terdapat makna perjuangan lain di bulan suci ini.
Perjuangan itu menjadi peristiwa sejarah yang penting bagi Rasulullah yaitu peristiwa pembebasan Kota Makkah.
Peristiwa tersebut menjadi momentum kemenangan umat Islam dengan merebut kekuasaan yang telah lama dipegang oleh kaum musyrik Quraisy Makkah. Tentunya kemenangan itu dilalui dengan proses panjang penuh dengan perjuangan.
Sebelum peristiwa pembebasan terjadi, dua tahun sebelumnya atau tepatnya pada bulan Dzulqo’dah tahun ke-6 H, Rasulullah telah melakukan perjanjian damai terhadap kaum Quraisy Makkah yang dikenal dengan Perdamaian Hudaibiyah (Sulh al-Ḥudaibiyyah). Namun, perjanjian damai tersebut dilanggar oleh kaum Quraisy dengan mengabaikan isi perjanjian.
Perjanjian damai yang dikeluarkan saat itu berisi empat butir; antara lain:
(1) gencatan senjata selama 10 tahun,
(2) pemberian kebebasan memilih keyakinan kepada setiap orang,
(3) wajib mengembalikan orang Islam yang berada di Makkah ke Madinah, dan
(4) memberikan kebebasan umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji dengan tidak membawa senjata dan kunjungan paling lama tiga hari.
Di saat kaum Quraisy melanggar dan mengabaikan perjanjian damai, Rasulullah memberikan titah untuk mengepung Kota Makkah dari Madinah dengan membawa 10.000 pasukan.
Pengepungan terjadi dengan tanpa ada peperangan atau pertumpahan darah, sehingga berlangsung dengan penuh kehormatan. Bahkan Rasulullah menegaskan jika pada hari itu adalah hari diagungkannya ka’bah dan dimuliakannya Quraisy oleh Allah Subḥānahū wa Ta’ālā.
Misi Rasulullah membebaskan Kota Makkah memberikan dampak besar bagi perjalanan panjang dakwah Islam.
Umat Islam mendapatkan kebebasan penuh untuk singgah dan beribadah di Kota Makkah. Sehingga jadilah Kota Makkah sebagai negeri kaum muslimin sekaligus bukti Rasulullah yang telah memberikan sikap perjuangan nyata dalam menegakkan agama Islam agar umatnya merasa nyaman untuk melaksanakan ibadah. Tidak ada lagi perasaan tertindas hanya karena perbedaan keyakinan, apalagi kesukuan.
Menyemai Makna Perjuangan di Bulan Ramadhan
Peristiwa penting di atas menyiratkan sebuah makna perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah. Perjuangan dalam memerdekakan bangsa menjadi jalan pengabdian sebagai seorang hamba. Melalui jalan kemerdekaan, perdamaian akan lebih besar diperoleh.
Sama halnya di bulan Ramadhan, bulan yang penuh perjuangan untuk menuju kemenangan di Hari Raya Idul Fitri. Perjuangan memperoleh kesucian diri, baik lahir maupun batin.
Segala kejahatan, kebiasaan buruk, dan segala hal negatif segera disikapi dengan hati yang bersih nan suci. Melalui Ramadhan, semua berharap akan memperoleh jati diri seorang hamba yang senantiasa ingat dengan Tuhan.
Penulis: Taftazani Ahmad - Santri Nahdlatul Ulama (NU)
Load more