Surabaya, tvOnenews.com - Menengok megahnya Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur yang menjadi pusat kajian Islam dari
Jawa Timur menjadi basis santri dengan ribuan pesantren yang tersebar di hampir seluruh wilayahnya.
Memiliki jumlah penduduk muslim mencapai 90 persen, atau setara 35 juta penduduk di Jawa Timur beragama Islam.
Dimana Surabaya, yang menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur, memiliki sejarah panjang perjuangan para santri untuk merebut Kemerdekaan 1945.
Mereka menginginkan adanya satu masjid yang nantinya akan menjadi wadah pemersatu umat islam di Jawa Timur.
"Atas keinginan besar warga Surabaya tersebutlah, walikota Surabaya yang saat itu dijabat oleh Pak Narto, mewujudkan dengan menginisiasi pembangunan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, pada tahun 1995," jelas Hilmi M noor, Humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Minggu (2/4/2023).
Masjid yang dimulai pembangunannya pada tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya, Soenarto Sumoprawiro ini, dibangun diatas lahan seluas 28.509 meter persegi, dan didesain agar mampu menampung 36.000 jamaah.
Hilmi menambahkan, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, atau yang akrab disebut oleh masyarakat sebagai masjid Agung ini, diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid secara luas.
Tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga menjadi refrensi Umat Islam untuk menambah khasanah wawasan keagamaan bagi para jamaah.
"Masjid ini merupakan perwujudan konsep masjid secara luas, sebagai islamic center dengan peran multidimensi, dan tentunya menjadi sarana wisata religi yang edukatif, untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin," imbuhnya.
Masjid Nasional Al-akbar, yang berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya ini, dalam awal pembangunannya, peletakan batu pertama dilakukan oleh Wakil Presiden RI, yang saat itu dijabat oleh arek suroboyo yakni Tri Sutrisno.
Kemudian selesai pada tahun 2000 dan diresmikan oleh Presiden KH Abdurahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur pada hari Pahlawan 10 November 2000.
Tak hanya memiliki bangunan yang megah, masjid ini telah menjadi pusat kajian keilmuan, dengan berbagai program dan pengisi kajian yang sangat mumpuni di bidangnya, mulai dari tokoh ormas islam, serta dosen dan guru besar dari lintas lembaga akademisi.
Pada bulan Ramadhan ini, berbagai program kegiatan digelar oleh pengurus Ta'mir Masjid Nasional Al-Akbar untuk menyemarakkan pelaksanaan ibadah suci ini.
Mulai dari pengembangan UMKM dengan acara festival bazar ramadhan, yang digelar selama bulan suci ramadhan, serta kajian Ngabuburit, mulai dari kajian fiqih, kajian sosial, hingga kewirausahaan, untuk menanti datangnya waktu berbuka puasa.
Untuk memperluas dakwahnya, setiap kajian, ceramah, serta ibadah sholat, khususnya sholat Jumat dan tarawih, disiarkan langsung melalui platform media sosial, salah satunya adalah kanal YouTube, Instagram, serta radio SuaraAkbarSurabaya (SAS FM).
"Harapan kami, melalui transformasi digital ini, dakwah di Masjid Nasional Al-akbar ini bisa dikonsumsi oleh seluruh umat Islam, dan tidak terbatas bagi jamaah yang berada di lingkungan masjid Al-Akbar saja," kata Hilmi.
Pada bulan ramadhan seperti ini, memang jumlah kunjungan jamaah menigkat signifikan, tak hanya warga Surabaya saja, bahkan warga dari luar Surabaya pun memadati masjid.
Kedatangan para jamaah ini biasanya mulai terlihat sejak jamaah sholat ashar, hingga malam hari.
Dan puncak kepadatan jamaah biasanya terlihat saat memasuki malam-malam ganjil di waktu 10 hari terakhir ramadhan, dimana banyak jamaah yang melakukan i'tikaf di masjid ini.(sha/muu)
Load more