Sejarah Masjid Keramat Pulau Tengah, Masjid Tertua di Kerinci
- Tim Tvone/Arizal
Pada masa pendudukan Jepang (1942), Desa Pulau Tengah mendapat musibah gempa bumi dahsyat. Seluruh bangunan yang ada di desa itu hancur menjadi puing-puing. Tetapi sekali lagi, masjid tua itu selamat dari bencana itu.
Masjid Keramat yang semula terbuat dari kayu, oleh pemerintah kolonial diganti dengan tembok yang permanen.
Bahkan, dinding dan lantainya menggunakan marmer yang langsung didatangkan dari negeri Kincir Angin.
Meskipun begitu, bentuk arsitekturnya tetap dipertahankan seperti bentuk aslinya masjid tradisional dengan atap berbentuk limas.
Karena keunikan sejarahnya pula, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan Undang-Undang Ordonantie stbl 238/1931 untuk melindungi keberadaan masjid tua ini sebagai peninggalan bersejarah.
Jika anda masuk ke dalamnya, akan tampak sebuah tiang besar yang tepat berada di tengah-tengah masjid.
Sokoguru (tiang utama) ini kemudian dihubungkan dengan tiang di sebelah kiri sehingga tampak seperti jembatan.
Di jembatan inilah para muazin mengumandangkan adzan, memanggil umat untuk menunaikan shalat lima waktu.
Pada dinding bagian atas terdapat lukisan dalam bentuk kaligrafi Al-Qur'an yang sangat indah dan artistik, ditulis oleh Kiai Haji Usman dan Muhammad Surrah.
Uniknya, meskipun tulisan itu sudah berumur puluhan tahun, tetapi masih tampak jelas, karena menggunakan cat yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan.
Halaman luar masjid juga cukup luas dan tampak asri. Pada serambi masjid tampak sebuah beduk antik yang terbuat dari kayu berukir indah.
Tidak diketahui dengan pasti kapan beduk ini didatangkan dan dari mana asalnya.
Namun, amat disayangkan karena letaknya di tengah-tengah perkampungan maka keindahan dan kemegahan masjid tak sempurna terlihat. (aai/wna)
Load more