Semarang, tvOnenews.com - Rangkaian acara menyambut bulan suci Ramadhan digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pada Selasa (21/3) sore kemarin ribuan warga memadati jalan protokol dari Balaikota Semarang menuju Masjid Besar Kauman untuk menyaksikan prosesi arak - arakan dugderan.
Tradisi yang sudah berjalan selama ratusan tahun tersebut untuk mengumumkan hari pertama Ramadhan kepada masyarakat. Setelah arak - arakan kemarin, dilanjutkan pengumuman masuknya bulan Ramadhan pada hari ini, Rabu (22/3) dengan bunyi sirine di Masjid Besar Kauman
Wali Kota Semarang Hj. Hevearita Rahayu yang memerankan Bupati Semarang masa lalu, menaiki kereta kuda dari Balaikota Semarang menuju Masjid Besar Kauman. Arak - arakan ini diikuti puluhan kereta kuda lainnya di belakang.
Selama perjalanan, ribuan warga menyambut di tepi jalan sekaligus melihat prosesi pawai yang sudah tiga tahun tidak mereka saksikan karena pandemi.
Sesampai di Masjid Kauman, rombongan disambut oleh ulama dan ribuan warga yang sudah berkumpul. Selanjutnya, umaro dan ulama melakukan rapat atau sidang di serambi Masjid Kauman untuk membahas hasil sidang isbat terkait penentuan hari pertama bulan Ramadhan. Hasilnya kemudian diberikan kepada umaro dan diumumkan langsung di depan masyarakat yang hadir.
Menurut ketua takmir Masjid Besar Kauman, dugderan ini merupakan tradisi yang selalu dilakukan di Masjid tersebut. Dinamakan dugderan, karena pada saat pengumuman, ditandai dengan bunyi bedug dug dan bunyi meriam der. Jika digabungkan maka jadi dugder. Masyarakat pun kemudian menyebutnya tradisi dugderan.
Dalam tradisi ini juga disediakan air khataman Alquran dan roti ganjel rel yang dibagikan kepada warga. Roti tersebut mengandung filosofi bahwa memasuki Ramadhan segala yang mengganjal di hati harus dilepas, dan memasuki bulan Ramadhan dengan rela atau iklhas menjalankan ibadah.
"Ganjel itu artinya ganjal, jadi segala hal yang mengganjal harus dilepaskan. Dan rel itu rela, artinya rela atau ikhlas menjalankan puasa dan ibadah lainnya selama ban Ramadhan," untuk H. Muhaimin.
Roti ganjel rel dan air khataman kemudian dibawa ke Alun - Alun Masjid Kauman dan dibagikan kepada warga. Tanpa komando warga pun salin berebut air khataman dan roti ganjel rel.
"Ini airnya sudah didoakan oleh para alim ulama, semoga ini bisa jadi berkah. Dan roti ganjel rel ini kan langka ya, hanya ada pada saat tertentu, ternasuk saat dugderan ini," kata Ahmad, warga Semarang yang ikut acara dugderan. (Tjs/Buz)
Load more