Dalam perjalanannya, Masjid Agung Kendal telah mengalami beberapa kali renovasi. Meski begitu, bangunan aslinya hingga kini masih tetap bisa dilihat.
Antara lain tiang penyangga masjid yang berjumlah 16, jendela, serta pintu masjid yang terbuat dari kayu jati tua.
Khusus untuk tiang penyangga kini sudah bertambah menjadi 80 buah karena bangunan masjid sudah diperbesar.
Masjid ini hingga sekarang masih sangat kokoh dan menjadi masjid terbesar di Kendal. Banyak warga muslim dari berbagai daerah yang datang ke sini untuk beribadah dan ziarah ke makam Wali Joko dan berada di kompleks masjid tersebut.
Khusus di bulan suci Ramadhan, masjid ini semakin ramai dengan kegiatan. Yang khas adalah buka puasa bersama dengan bubur lodeh. Menu ini disediakan gratis baik bagi warga sekitar masjid maupun musafir.
Menurut akmir Masjid Agung Kendal, Pujianto, tradisi buka puasa dengan bubur lodeh dimulai pada jaman pendudukan Jepang, saat masyarakat waktu itu kesulitan pangan.
"Waktu itu takmir Masjid Agung membantu memberikan makanan untuk berbuka puasa bagi masyarakat. Sejak itu, kemudian menjadi bagian tradisi yang dilakukan setiap bulan Ramadhan," jelas Pujianto.
Load more