Ceritanya, pada 1 Oktober 2022 sore, dia dengan rekan-rekannya berangkat dari Blitar. Dengan naik motor, hujan pun diterobos hingga sampai ke lokasi stadion. Awal pertandingan hingga selesai, diakuinya sangat dinikmatinya.
Kendati, agak kecewa karena tim kebanggaannya kalah dan dia pun hanya bisa memberikan dukungan agar timnya bangkit lagi. Setelah itu Suasana mencekam justru datang setelah pertandingan.
Setelah, gas air mata menghujani area Stadion Kanjuruhan. Mata perih dan bingung mencari jalan keluar, membuat ia dengan rekan-rekan lainnya ikut berbondong-bondong mencari pintu keluar, hingga menumpuk di pintu 12 di stadion itu.
Apesnya, saat kejadian ia sempat terjatuh dan tertindih orang-orang di atasnya. Tangan kanannya menjadi korban hingga memar. Setelah diperiksa, dokter menyebutnya dislokasi.
Muzaki harus berjuang keras mencari celah keluar. Syukurnya, ia berhasil kendati tangannya mengalami luka dan pelipisnya berdarah.
Dia menceritakan, kala itu yang ada di pikiran Muzaki saat itu adalah mencari pertolongan. Dia pun mendatangi polisi yang ada di dekatnya, meminta tolong dan diantarkan ke ruang perawatan di rumah sakit.
Muzaki pun ketika itu sudah tidak tahu lagi bagaimana teman-temannya. Suasana di stadion saat itu mencekam. Ia pun bersyukur langsung mendapatkan perawatan tim medis saat itu.
Sudah agak reda, malam berganti dini hari, keluarganya yang ada di Blitar akhirnya diberi kabar. Hingga kemudian, kedua orang tuanya menyusul ke Malang.
Load more