Galeri Nasional Pamerkan Ribuan Karya Abstrak Pelukis Joko Kisworo
- Galeri Nasional Indonesia
Jakarta - Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran tunggal Joko Kisworo bertajuk “Begja: Bahagia Melalui Katarsis” yang menampilkan berbagai seri karya Joko sebagai pelukis yang dikenal dengan gaya sketsa atau lukisan abstraknya di Indonesia.
Pameran ini menampilkan belasan ribu seri kumpulan karya Joko pada kertas berukuran 8 x 11 sentimeter dan seri karya berukuran besar 6 x 3 meter dengan media akrilik pada kanvas.
Pameran juga menampilkan seri 70 karya yang dikerjakan menggunakan material akrilik dan tinta cina pada kertas berukuran 13,5 x 36,5 sentimeter yang menjadi bagian dari 2.400-an karyanya yang bisa diselamatkan dari musibah banjir Jakarta tahun 2015.
Joko Kisworo mengatakan pengambilan tajuk "Katarsis" dalam pameran ini merupakan buah perenungan, pemikiran, pengalaman, dan perasaannya ketika berproses dan menjalani hidup sebagai seniman.
“Buat saya, katarsis ini adalah sebuah kerja kesenian yang sudah menjadi kodrat, bukan hanya berusaha menjadi atau menjadikan sesuatu. Jadi, praktik katarsis ini natural, berjalan apa adanya, dan yang terpenting adalah membahagiakan jiwa saya,” ungkap Joko dikutip dari siaran tertulis Galeri Nasional, Minggu (24/7/2022).
Pameran ini diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia bersama Rumah Gagas Kreatif, didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Art Policing, dan Kampung Semar.
Aisul Yanto, kurator pameran mengungkap tema "Begja: Bahagia Melalui Katarsis" merupakan sebuah penggalian ketertarikan Joko Kisworo terhadap sebuah ajaran atau aliran filsafat yang dibawa oleh seorang filsuf Jawa, Ki Ageng Suryomentaram.
Suryomentaram merupakan seorang bangsawan yang keluar dari tembok istana dan menjalani hidup seperti rakyat pada umumnya dengan bekerja sebagai pedagang ikat pinggang, penggali sumur, dan petani di daerah Bringin, Salatiga, Jawa Tengah.
Filsafat inilah yang kemudian dipraktekkan Joko Kisworo dalam proses berkeseniannya.
Sementara itu, Chryshnanda Dwilaksana mengatakan Joko berkarya seakan menggunakan pola "Byuk, Srat Sret, Bat Bet Katarsis Jiwa".
"Karya cerianya dilakukan dengan sepenuh hati dan melepaskan beban bagai menyiram air byuk dengan goresan kuat dan mencampur warna ala srat sret dan bat bet," ungkap Chryshnanda.
Load more