Jakarta - Fenomena 'Citayam Fashion Week' di kawasan Dukuh Atas Sudirman, Jakarta belakangan ini ramai diberitakan setelah viral di media sosial.
"Nggak ada untungnya sih, cuma buat nongkrong saja, sekarang suka ada pertikaian, buat tempat anak muda mabuk-mabukan," ujar Doli (33) kepada tvOne, Sabtu (16/7/2022).
Ia menegaskan bahwa di lokasi tersebut sering terjadi keributan antarkelompok anak muda remaja 'SCBD'.
"Di sini ramai setiap hari terutama Weekend, suka ada pertikaian, berkelahi antar komunitas kalau malem, karena pada mabuk," ujar karyawan salah satu bank swasta ini.
Ia menilai ditempatkannya personel Satpol PP di kawasan Dukuh Atas tak efektif.
"Biasanya setiap malam ada keamanan untuk menertibkan dari polisi, tapi cuma keliling aja," ucapnya.
Doli berharap dengan kemunculan remaja 'SCBD' tidak memberikan dampak negatif serta bisa menjaga kenyamanan di lokasi tersebut.
"Ya pengennya sih saling menjaga aja fasilitas-fasilitas yg ada kan udah dibuat sebaik mungkin jangan dikotorin, lebih tertib aja," ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat sudah menempatkan enam posko penjagaan protokol kesehatan seiring dengan fenomena Kelompok Remaja Sudirman, Citayam, Bojonggede dan Depok (SCBD) yang sering "nongkrong" di kawasan Dukuh Atas dan Sudirman.
Kepala Satpol PP Kecamatan Menteng, Hendra menjelaskan, enam posko tersebut ditempatkan di Kawasan Menteng atau sekitar Jalan Kendal sebanyak 2 lokasi. Sedangkan kawasan Tanah Abang sebanyak empat lokasi.
"Biasanya titik yang kami jaga hanya dua orang atau monitor saja, sekarang kami melakukan pemasangan tenda. Jadi ada poskonya sendiri," kata Hendra saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Hendra menjelaskan, posko tersebut dijaga oleh tiga personel pukul 06.00-00.00 WIB.
Menurut dia, dengan adanya penebalan personel ini, remaja yang sering "nongkrong" di kawasan Sudirman dan Dukuh Atas dapat menjaga protokol kesehatan (prokes), tidak membuang sampah sembarangan serta tidak berkumpul lebih dari jam 22.00 WIB. (api/ebs)
Load more