Kisah Kades Aceh Nekat Tempuh 100 Km Demi Selamatkan Ribuan Warga Akibat Banjir Bandang, Cari Bantuan 2 Hari
- Kolase Antara & tvOneNews
Aceh Tengah, tvOnenews.com - Banjir bandang dan tanah longsor menghantam Pulau Sumatera. Hampir seluruh wilayah di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) disapu bersih akibat bencana sejak akhir November 2025.
Berdasarkan data dari BNPB per Senin, 8 Desember 2025, banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatera mengakibatkan 861 jiwa meninggal dunia, 293 jiwa hilang, dan lima ribu jiwa terluka.
Provinsi Aceh menjadi wilayah paling terdampak akibat bencana banjir Sumatera. Daerah di Aceh yang terparah meliputi, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, dan Bireuen.
Akibatnya banyak jalur darat dan akses jembatan terputus. Kondisi ini membuat seorang kepala desa (kades) di Aceh Tengah, Bukhari berjuang mencari bantuan demi menyelamatkan ribuan warganya.
"Memang kami sangat membutuhkan karena dengan salah satu akses untuk kami lalui untuk mencari berjalan ke Aceh itu mencapai 2 hari 1 malam," ujar Bukhari kepada Tim tvOne di Takengon, Aceh Tengah dikutip, Senin (8/12/2025).
Bukhari Kades Tanjung Aceh Tengah Menempuh Jarak 100 Km
- Antara
Diketahui, Bukhari merupakan Kepala Desa Tanjung di Kecamatan Rusip Antara, Pemukiman Pameu, Aceh Tengah. Ia harus merasakan nasib daerahnya salah satu yang dihantam air bah paling parah.
Sejak akhir November 2025, intensitas curah hujan semakin tinggi dan ekstrem. Air bah dengan ukuran debit yang besar mendadak datang hingga tanah longsor menghantam Pemukiman Pameu.
Bukhari sebagai kades di sana mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kesalamatan ribuan warganya. Ia dan istri rela menyusuri hutan belantara selama dua hari satu malam.
Menurut Bukhari, jarak Pemukiman Pameu menuju pusat Kabupaten Aceh Tengah sangat jauh. Ia memperkirakan untuk tiba ke pusat kota membutuhkan jarak sekitar 100 kilometer.
Pilihannya memang nekat. Akan tetapi, keputusannya menjadi tujuan terakhir agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah dan daerah lainnya.
Kata Bukhari, seluruh akses jalur darat lumpuh total dan jembatan banyak yang terputus akibat diterjang banjir bandang. Ia nekat menempuh 100 kilometer untuk bisa tiba ke Kota Takengon, Aceh.
"2 hari satu malam kami berjalan kaki baru sampai ke Takengon. Itu jembatan yang di daerah Antara dari kecamatan ke kabupaten itu jembatan terputus, memang tidak bisa diakses lagi," jelasnya.
Bukhari mengatakan, selama menyusuri hutan belantara membutuhkan perjuangan berat. Ia sangat bersyukur bisa dibantu warga sekitar saat menempuh jarak ratusan kilometer.
Selama di perjalanan, Bukhari sampai menggunakan tali sebagai alat penyeberangan sungai. Pasalnya kondisi jembatan dan jalur darat di Aceh Tengah sudah lumpuh total.
Di tengah itu, Bukhari juga mengabadikan video rekaman memperlihatkan sejumlah titik ringsek. Masih banyak genangan banjir menutupi jalur darat di Aceh Tengah.
Bukhari tidak memikirkan nyawanya. Ia hanya fokus menembus hutan, melintasi sungai hingga berbagai lokasi yang bisa membahayakan nyawanya sendiri.
Kala itu, kondisi sekitar 8.000 warga mulai memprihatinkan. Ribuan warga Pemukiman Pameu dilanda bencana kelaparan karena terisolir akibat banjir dan longsor.
"Seperti logistik, kami sangat minim dan sangat membutuhkan. Memang sangat kekurangan karena jalur aksesnya terputus semua," tukasnya.
(hap)
Load more