3 Puisi Bertema Sumpah Pemuda Karya Chairil Anwar yang Menggelorakan Semangat Nasionalisme
- Pexels/Irgi Nur Fadil
tvOnenews.com - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, momentum bersejarah ketika semangat persatuan dan cinta tanah air dikobarkan oleh generasi muda pada tahun 1928.
Salah satu sosok penyair besar yang turut mewariskan semangat perjuangan itu lewat karya-karyanya adalah Chairil Anwar.
Melalui puisinya yang lugas, tegas, dan penuh emosi, Chairil berhasil membangkitkan rasa nasionalisme serta keberanian untuk mencintai negeri ini tanpa syarat.
Meskipun tidak menulis secara langsung dengan judul “Sumpah Pemuda”, semangat yang terkandung dalam puisinya selaras dengan ruh perjuangan para pemuda kala itu.
Berikut tiga puisi karya Chairil Anwar yang menggambarkan semangat Sumpah Pemuda, perjuangan, dan cinta tanah air.
- Antara
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Maret 1943
- Freepik AI
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya,
Th.III, No.9
Agustus 1954
- Freepik
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(gwn)
Load more