Tren Art Gallery Visit Kian Diminati: Dari New York hingga Bandung, Seni Jadi Ruang Baru untuk Terhubung
- Istockphoto
tvOnenews.com - Fenomena mengunjungi galeri seni atau art gallery visit kini tak lagi sekadar aktivitas melihat karya visual, melainkan juga menjadi bentuk rekreasi reflektif yang kian populer di berbagai belahan dunia. Di kota-kota besar seperti New York, London, hingga Seoul, tur galeri telah bertransformasi menjadi pengalaman imersif yang menyatukan apresiasi seni dan interaksi sosial.
Melansir dari MoMA Annual Report 2024, mencatat peningkatan pengunjung hingga 30% setelah meluncurkan program social art tours yang mengajak publik berdialog tentang karya secara kolektif. Tren ini menunjukkan bahwa seni kini bergerak melampaui ruang eksklusif, menjadi medium yang inklusif dan manusiawi.
Di Indonesia, geliat serupa mulai terasa kuat dalam beberapa tahun terakhir. Galeri dan ruang seni di Jakarta, Yogyakarta, hingga Bali kini semakin ramai dikunjungi, terutama oleh generasi muda yang mencari pengalaman emosional dan sosial.
Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kunjungan ke ruang seni meningkat signifikan setelah pandemi, didorong oleh keinginan masyarakat untuk kembali terkoneksi melalui aktivitas bermakna.
Salah satu komunitas kreatif pun turut menggagas art walk dan tur galeri yang memadukan diskusi, musik, hingga ritual refleksi. Semua ini menunjukkan bahwa seni kini menjadi jembatan bagi manusia untuk memahami diri dan lingkungan sekitarnya.
Bandung menjadi salah satu kota yang menarik dalam perkembangan budaya galeri ini. Dengan atmosfernya yang artistik dan tenang, kota ini menghadirkan pengalaman art visit yang berbeda, lebih personal dan kontemplatif.
Baru-baru ini, DayLight Asia, sebuah platform gaya hidup yang berfokus pada pengalaman terkurasi memperluas jangkauannya ke Bandung setelah sukses meluncurkan proyek perdana di Jakarta. Melalui program kunjungan galeri di dua lokasi ikonik, Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) dan Wot Batu, mereka menghadirkan tur yang tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga mengajak peserta untuk merasa dan terhubung.
Tur ini dipandu langsung oleh kurator Heru Hikayat dari SSAS, yang mengajak peserta berjalan perlahan, melihat, dan menafsirkan karya dari sudut pandang batiniah. Menariknya, kegiatan ini bukan sekadar tur seni, melainkan juga eksperimen sosial tentang bagaimana seni bisa menjadi media penghubung antarindividu dengan latar belakang berbeda, mulai dari profesional, kreator, hingga pegiat komunitas.
Load more