Review Film Horor Lembayung (2024): Debut Sutradara Baim Wong yang Bikin Merinding, Banjir Kritik dan Apresiasi
- Instagram/@tiger.wongentertainment)
tvOnenews.com - Debut Baim Wong di kursi sutradara lewat film horor bertajuk 'Lembayung' menjadi perbincangan hangat di dunia perfilman. Aktor yang sebelumnya dikenal lewat peran di layar kaca ini kini menorehkan prestasi baru dengan berhasil menembus panggung internasional.
Film perdananya bukan hanya diputar di bioskop Tanah Air, tetapi juga melaju ke berbagai festival film Asia dan Eropa. Keberhasilan Lembayung jelas tak datang begitu saja. Hampir 90 persen set dibangun secara detail dari klinik gigi, rumah sakit, aula, hingga penjara.
Dedikasi inilah yang membuat suasana film terasa autentik dan nyata. Kerja keras ini berbuah manis: film meraih penghargaan sebagai Feature Film Terbaik, sementara Arya Saloka membawa pulang piala Pemeran Utama Pria Terbaik dan sinematografer Ipung diganjar apresiasi berkat visual yang memukau.
Dari sisi artistik, Lembayung tampil dengan atmosfer horor yang menegangkan. Teknik color grading gelap dan suram menambah intensitas adegan, menciptakan kesan menakutkan tanpa harus berlebihan.
Melansir dari YouTube Cine Crib, jalan cerita yang terinspirasi dari utas viral “Jin Poli Gigi” di media sosial X berhasil diadaptasi menjadi kisah layar lebar penuh misteri.
Plot mengisahkan dua mahasiswi keperawatan, Pica (Taskya Namya) dan Arum (Yasamin Jasem), yang menjalani PKL di sebuah klinik gigi tua. Dari sinilah teror gaib muncul, membawa penonton pada lapisan cerita yang makin gelap.
Akting para pemain pun menjadi nilai tambah. Yasamin Jasem sukses memvisualisasikan ketegangan sebagai korban pelecehan seksual, sementara Taskya Namya tampil natural dalam menyeimbangkan karakter Pica.
Arya Saloka tampil mengejutkan dengan peran ‘plot-twist’ bernuansa psikopat, dan Anna Jobling berhasil menghadirkan kengerian sebagai sosok hantu perempuan. Unsur komedi ringan dari Asri Welas menjadi penyegar suasana, memberikan jeda di tengah intensitas horor.
Meski begitu, Lembayung tak lepas dari kritik. Beberapa penonton menilai penggunaan audio jumpscare terlalu keras sehingga mengganggu alih-alih mendukung atmosfer. Lebih jauh, penggambaran kasus pelecehan seksual dalam film memicu kontroversi.
Banyak yang menilai ketiadaan trigger warning membuat penonton tidak siap, apalagi film ini menampilkan adegan cukup eksplisit. Selain itu, backstory pelaku pelecehan yang ditampilkan di akhir film dianggap menggeser fokus cerita dari korban ke pelaku, sehingga bisa menimbulkan kesan simpati yang tidak pada tempatnya.
Load more