Kisah DN Aidit Sebelum Dicap sebagai Dalang G30S PKI, Si Jago Adzan yang Lahir dari Keluarga Agamis
- Youtube GARISWAKTU31
tvOnenews.com - Sampai sekarang, label dalang G30S PKI masih melekat ke dalam sosok DN Aidit, Ketua Partai Komunis Indonesia 1965.
Namun tahukah Anda bahwa kisah hidup DN Aidit sebelum dikenal sebagai tokoh G30S PKI merupakan sosok yang akrab dengan lingkungan religius?
Gerakan 30 September atau disingkat G30S yang katanya didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu peristiwa kelam setelah kemerdekaan Indonesia.
Total ada 10 perwira gugur dalam peristiwa memilukan tersebut dengan tujuh di antaranya berpangkat jenderal yang berasal dari TNI Angkatan Darat.
Isu Dewan Jenderal menjadi pemantik dalam peristiwa ini, di mana para simpatisan PKI tak terima apabila TNI AD berencana mengkudeta presiden Soekarno.
Awalnya, mereka hanya berniat untuk menculik para jenderal TNI AD, lalu di bawa ke hadapan Presiden Soekarno. Namun, siasat itu berantakan dan malah terjadi pembunuhan.
Perwira yang gugur di antaranya Jenderal TNI Ahmad Yani, Letjen TNI Raden Suprapto, Letjen TNI MT Haryono, Letjen TNI S Parman, Mayjen TNI DI Pandjaitan, Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Pierre Tendean, KS Tubun, Brigjen Katamso, dan Letkol Sugiyono.
Di sisi lain, PKI dituduh sebagai aktor intelektual dari peristiwa berdarah ini. Sejumlah tokoh dari organisasi tersebut dianggap bertanggung jawab.
Salah satunya ialah DN Aidit, ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) yang punya kedekatan harmonis dengan presiden RI saat itu, Soekarno.
Meski dicap sebagai aktor intelektual dalam lahirnya peristiwa G30S PKI, namun kabarnya DN Aidit justru tumbuh dalam lingkungan yang cukup agamis.
Ya, mungkin kabar itu cukup masuk akal mengingat DN Aidit lahir dari keluarga yang cukup religius yaitu Haji Ismail dan Mailan di Belitung, 30 Juli 1923.
Haji Ismail merupakan tokoh agama di kampungnya sedangkan kakek dari pihak ibu yang bernama Ki Agus Haji Abdul Rachman merupakan keturunan ningrat.
Pria yang lahir dengan nama Achmad Aidit itu sejak kecil dikenal sebagai bocah yang rajin sembahyang dan mengaji. Ia bahkan selalu diandalkan untuk mengumandangkan adzan.
Tumbuh dalam akar keagamaan yang kuat, ayahnya yang pernah jadi anggota DPRD dari Partai Masyumi menyekolahkan DN Aidit ke Jakarta. Ia menempuh pendidikan di Middestand Handel School pada 1936.
- Youtube GARISWAKTU31
Sejak pindah ke Jakarta inilah pemikiran DN Aidit menjadi berkembang. Ia ikut dalam pergerakan Persatuan Timur Muda dan tak lama diangkat menjadi pemimpinnya.
Bahkan nama Achmad Aidit pemberian orang tuanya dia ganti menjadi Dipa Nusantara Aidit atau yang sampai sekarang kita kenal dengan DN Aidit.
Romantisme DN Aidit dengan PKI
Di Jakarta, DN Aidit mendapat pendidikan politik dari tokoh nasional seperti Soekarno, Achmad Soebardjo, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara.
Sempat menjadi Ketua Angkatan Pemuda Indonesia (API) Cabang Jakarta Raya, DN Aidit mendapat intimidasi dari tentara KNIL. Akibatnya, ia dibuang ke Pulau Onrust.
Ideologi PKI semakin merasuki pikiran DN Aidit. Setelah bebas, ia bersama Njoto dan Lukman ditugaskan menjadi penerjemah manifesto komunis ke bahasa Indonesia.
Momentum pemberontakan PKI Madiun 1948 dimanfaatkan DN Aidit dan tokoh muda lainnya naik ke tampuk kekuasaan. Ia terpilih sebagai Ketua Comite Central (CC-PKI).
Manuver DN Aidit kian sempurna. Mulai dari mengubah kiblat PKI ke China, membawa anggotanya masuk parlemen, hingga ide Nasakom Soekarno jadi buktinya.
Bahkan dalam Pemilu 1955, PKI menjadi partai keempat yang paling banyak dipilih yakni 3,5 juta suara. Aidit juga sempat menjabat sebagai Wakil Ketua MPRS di Kabinet Kerja III.
Peran DN Aidit di G30S PKI
DN Aidit yang saat itu mengepalai PKI langsung tertuduh ketika pemberontakan G30S PKI pecah. Angkatan Darat menudingnya terlibat.
Pemimpin dengan karakter tegas itu ditangkap pada 22 November 1965 di Boyolali, Jawa Tengah. Saat itu, ia hendak melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
Pasukan yang dipimpin oleh kaki tangan Mayjen Soeharto yaitu Kolonel Yasir Hadibroto yang menemukan tempat persembunyian DN Aidit di Jawa Tengah.
Keesokan harinya, DN Aidit langsung ditembak mati. Namun hingga sekarang, tak ada yang tahu keberadaan jasad sang ketua PKI itu.
Load more