Gen Z Merapat! Simak 5 Cara Tingkatkan Kompetensi Kerja di Bidang Tata Udara Sekaligus Jaga Lingkungan
- Istockphoto
tvOnenews.com - Isu lingkungan semakin mendesak untuk diperhatikan, terutama di tengah perubahan iklim yang kian terasa. Salah satu bidang yang sering luput dari sorotan publik adalah tata udara atau sistem pendingin ruangan.
Padahal, sektor ini punya peran penting, bukan hanya untuk kenyamanan, tetapi juga dalam upaya menekan konsumsi energi dan mengurangi jejak karbon. Menguasai teknologi pendingin modern berarti ikut menjaga bumi agar tetap sejuk sekaligus mendukung kehidupan berkelanjutan.
Permintaan energi terus meningkat, dan hal ini menuntut kehadiran tenaga kerja dengan kompetensi tata udara yang mumpuni.
Teknologi hemat energi dan ramah lingkungan tidak akan berjalan maksimal tanpa tenaga ahli yang memahami cara instalasi, perawatan, hingga inovasi terkini.
Karena itu, berbagai pusat pelatihan kini hadir untuk mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga sadar akan isu keberlanjutan.
Selain untuk kenyamanan, tata udara juga sangat berperan dalam industri hijau. Penggunaan refrigerant ramah lingkungan, misalnya, dapat mengurangi pemanasan global.
Hal ini selaras dengan kebutuhan pasar dan pembangunan infrastruktur yang kian pesat di Indonesia. Maka, tenaga kerja yang dibekali keterampilan modern di bidang tata udara berpotensi menjadi agen perubahan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Melansir dari laman Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP), Berikut 5 Cara Meningkatkan Kompetensi di Bidang Tata Udara:
1. Pahami Standar Lingkungan dan Regulasi
Selain keterampilan teknis, tenaga kerja di bidang tata udara juga harus memahami standar internasional terkait emisi dan efisiensi energi. Hal ini penting agar pekerjaan yang dilakukan tidak hanya efektif, tetapi juga sesuai dengan regulasi lingkungan.
2. Terus Perbarui Pengetahuan Teknologi Pendingin
Industri tata udara berkembang pesat, terutama dalam inovasi teknologi ramah lingkungan. Tenaga ahli perlu selalu mengikuti perkembangan, misalnya penggunaan refrigerant generasi baru yang lebih aman bagi iklim.
3. Bangun Kesadaran Diri sebagai Agen Perubahan
Kompetensi teknis saja tidak cukup. Tenaga ahli di bidang tata udara perlu menumbuhkan kesadaran bahwa pekerjaannya berkontribusi langsung pada lingkungan. Dengan begitu, setiap inovasi dan praktik kerja bisa diarahkan pada solusi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
4. Asah Keterampilan Praktis Lewat Pelatihan dan Simulasi
Asah keterampilan dengan pelatihan berbasis praktik adalah salah satu kunci dalam membentuk tenaga kerja kompeten.
“Keberadaannya sekaligus menjadi cerminan komitmen kami dalam langkah keberlanjutan untuk terus memperluas kontribusi pada peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia,” ujar Budi Mulia, Direktur PT Daikin Airconditioning Indonesia.
5. Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan dan Industri
Sinergi dalam pengembangan kompetensi dan industri juga menjadi salah satu faktor penting.
“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi ini, karena bukan hanya menghadirkan teknologi, tetapi juga menyentuh kurikulum dan pelatihan agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri,” jelas Kepala BBPVP Bekasi, Yose Rizal. Dengan kolaborasi, lulusan pelatihan akan lebih siap menghadapi tantangan lapangan.
Menilik pesatnya pembangunan di Indonesia, kebutuhan tenaga ahli tata udara diprediksi terus meningkat. Namun, kualitas SDM tetap menjadi faktor utama agar industri mampu bertahan sekaligus berkontribusi pada isu global, termasuk pengurangan emisi karbon.
Dengan keterampilan yang terasah, pemahaman regulasi, serta kepedulian lingkungan, tenaga kerja di bidang tata udara bisa menjadi pilar penting dalam menjaga bumi tetap nyaman untuk generasi mendatang. (udn)
Load more