Terobosan Baru! Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Perdagangan Digital Dunia
- Istockphoto
tvOnenews.com - Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan dunia digital terutama Security Token Offering (STO) mulai menjadi sorotan di dunia keuangan global. Berbeda dengan Initial Coin Offering (ICO) yang kerap menuai kontroversi, STO menawarkan instrumen investasi berbasis blockchain yang diatur secara legal oleh otoritas keuangan.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Singapura, hingga Korea Selatan telah mulai mengadopsi STO untuk tokenisasi aset riil, mulai dari properti, infrastruktur, hingga kredit karbon. Keunggulannya terletak pada transparansi, akses investasi yang lebih luas, serta potensi likuiditas 24/7 lintas negara.
Di Indonesia, wacana STO perlahan mulai berkembang. Beberapa perusahaan fintech dan lembaga keuangan mulai melirik peluang untuk melakukan tokenisasi aset lokal, terutama di sektor real estat dan energi terbarukan.
STO diyakini dapat membuka kesempatan investasi yang lebih merata, bahkan dengan modal kecil. Bayangkan, kepemilikan apartemen, gedung perkantoran, atau proyek energi hijau bisa diakses investor dengan nominal mulai dari puluhan dolar. Dari sisi ekonomi, STO berpotensi meningkatkan partisipasi investor ritel, menarik modal asing, dan mendorong inklusi keuangan nasional.
Manfaat STO tidak berhenti pada aspek ekonomi saja. Dari perspektif global, STO juga mendukung agenda keberlanjutan karena dapat mengakomodasi tokenisasi kredit karbon. Hal ini sejalan dengan tren pasar internasional yang semakin menekankan pentingnya investasi ramah lingkungan.
Indonesia, dengan potensi hutan tropis dan proyek energi bersihnya, bisa menjadi pemain strategis. Karena itu, kolaborasi internasional di bidang STO menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi di kancah global.
Salah satu gebrakan terbaru datang dari EDENA Group melalui PT Edena Capital Nusantara. Perusahaan ini mengonfirmasi percepatan peluncuran bursa STO pertama di Mesir, hasil kemitraan strategis dengan Bayt El Khebra Group (BEK), salah satu konglomerat keuangan terbesar di Mesir.
Kesepakatan ini difinalisasi usai kunjungan delegasi BEK yang dipimpin mantan Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mahlab, ke Seoul pada September 2025.
“Kemitraan dengan Grup BEK mengangkat EDENA ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sekuritas digital global,” ujar Wook Lee, CEO EDENA Group.
Strategi utama kolaborasi ini berfokus pada dua sektor besar: tokenisasi real estat dan kredit karbon. Proyek real estat senilai USD 250 juta di Kairo sudah diamankan, sementara pasar kredit karbon Mesir yang tengah berkembang diproyeksikan menjadi pusat kekuatan Afrika.
“Platform STO kami akan melakukan tokenisasi baik real estat premium maupun kredit karbon, menciptakan peluang investasi yang belum pernah ada sebelumnya untuk pasar global sambil mendukung tujuan ekonomi dan lingkungan Mesir,” kata Ibrahim Mahlab.
- Ist
Bagi Indonesia, kolaborasi EDENA dan BEK ini memiliki dampak transformatif. Pertama, validasi institusional dari mitra sebesar BEK meningkatkan kredibilitas EDENA di mata regulator Indonesia. Kedua, basis aset yang terdiversifikasi membuka jalan bagi investor lokal untuk mengakses pasar global.
Ketiga, koridor perdagangan Kairo–Jakarta memungkinkan transaksi 24/7, sehingga meningkatkan likuiditas lintas zona waktu. Dengan jangkauan lebih dari 2,5 miliar orang di 70 negara, EDENA siap menempatkan Indonesia sebagai salah satu pusat perdagangan digital paling strategis di dunia.
Proyeksi pertumbuhan pun ambisius: pada 2025–2026, EDENA menargetkan USD 10 miliar aset tertoken, yang akan naik hingga USD 100 miliar aset dalam pengelolaan pada 2027. Bahkan, ekspansi ke 20 negara Afrika dijadwalkan sebelum 2030.
“Proyeksi ini mencerminkan pertumbuhan realistis berdasarkan pipeline dan persetujuan regulasi yang ada,” jelas Sanghyun Lee Direktur EDENA Group. Dengan dukungan pemerintah dari Kairo hingga Jakarta, aliansi ini diyakini akan menjadi penggerak utama transformasi keuangan digital di pasar berkembang. (udn)
Load more