Sociocreativepreneur University: Tren Baru Pendidikan Tinggi yang Kian Berkembang di Indonesia
- Ist
tvOnenews.com - Dalam beberapa tahun terakhir, istilah Sociocreativepreneur University semakin mencuat dalam diskursus pendidikan tinggi Indonesia. Konsep ini menggabungkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan semangat kewirausahaan kreatif serta keberpihakan pada aspek sosial.
Perguruan tinggi yang mengadopsi pendekatan ini berupaya mencetak lulusan bukan hanya sebagai pencari kerja, tetapi juga sebagai pencipta peluang yang mampu membawa dampak positif bagi masyarakat.
Perkembangan konsep ini di Indonesia semakin relevan seiring dengan kebutuhan tenaga muda yang adaptif terhadap perubahan global.
Dunia kerja yang dinamis menuntut generasi baru tidak hanya memiliki keterampilan akademis, tetapi juga kemampuan untuk berinovasi, berjejaring, serta mengembangkan solusi kreatif bagi tantangan sosial maupun ekonomi.
Karena itu, Sociocreativepreneur University hadir sebagai wadah yang mendorong mahasiswa mengasah soft skills sekaligus menumbuhkan mental kewirausahaan berbasis teknologi.
Sejumlah perguruan tinggi mulai mengarahkan kurikulum mereka ke model ini, dengan menekankan kolaborasi lintas disiplin ilmu, riset aplikatif, hingga pembentukan ekosistem kewirausahaan kampus.
Perkembangan ini memberi harapan bahwa Indonesia tidak hanya mampu mencetak tenaga profesional, tetapi juga generasi muda visioner yang kreatif, berjiwa sosial, dan berdaya saing global.
Salah satu institusi yang tengah mengarah kuat ke jalur ini adalah Universitas Teknologi Bandung (UTB). Kisah transformasi UTB tidak bisa dilepaskan dari kepemimpinan Muchammad Naseer, yang kini menjabat sebagai Rektor.
Jejaknya dalam dunia pendidikan dimulai saat ia dipercaya menjadi Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB) di usia yang sangat muda, yakni 28 tahun. Hal itu menjadi titik awal dari perubahan besar, yang pada akhirnya membawa STTB bertransformasi menjadi Universitas Teknologi Bandung (UTB) pada 5 Maret 2024.
Lahir di Denpasar, Bali, Naseer mengawali perjalanan akademiknya sebagai Kepala Program Studi di ITB STIKOM Bali sebelum melanjutkan pengalaman internasional melalui program pertukaran pelajar di Prancis. Perspektif global inilah yang kemudian memperkaya strategi dan arah kepemimpinannya.
“Kami berharap, dengan menjadi universitas, UTB dapat terus bertransformasi menjadi pusat keunggulan yang tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Akan tetapi juga membentuk generasi muda yang visioner, kreatif, dan berdampak bagi masa depan bangsa,” tutur Naseer.
Kampus UTB mulai menyiapkan berbagai strategi inovatif, salah satunya dengan meningkatkan kualitas dosen melalui dorongan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
Selain itu juga memperluas akses pendidikan dengan memberikan beasiswa. Pada 2021, misalnya, mereka berhasil menggratiskan biaya kuliah bagi 500 mahasiswa, sebuah langkah nyata dalam mencerminkan komitmen terhadap inklusivitas pendidikan.
Tak berhenti di situ, riset dan pengembangan turut menjadi fokus utama. Naseer menekankan bahwa hasil riset tidak boleh berhenti di ruang akademis, tetapi harus dapat diimplementasikan langsung di masyarakat.
- Ist
Dengan demikian, manfaat ilmu pengetahuan benar-benar dirasakan luas, sekaligus menjadikan kampus sebagai pusat inovasi yang berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi bangsa.
Perjalanan Muchammad Naseer dari pemimpin muda STTB hingga kini memimpin UTB menggambarkan konsistensi dan dedikasi pada pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
Dengan arah baru sebagai Sociocreativepreneur University, UTB bukan hanya menyiapkan lulusan berdaya saing, tetapi juga generasi yang siap menjawab tantangan zaman dengan kreativitas, visi global, dan kepedulian sosial. (udn)
Load more