Ancaman Siber Meningkat, Perkuat Pertahanan Digital Lewat Kerja Sama Global Keamanan Siber Indonesia
- Istockphoto
Salah satunya dengan Hyper-Converged Infrastructure (HCI) generasi ketiga, yang diklaim mampu memangkas Total Cost of Ownership (TCO) hingga 70% dengan mengintegrasikan komputasi, penyimpanan, dan jaringan.
Solusi ini diharapkan menjadi jawaban bagi perusahaan yang ingin meningkatkan keamanan tanpa terbebani biaya teknologi virtualisasi tradisional.
Portofolio produk keamanan siber yang luas, termasuk Secure Web Gateway (SWG), Next-Generation Firewall (NGFW), Endpoint Detection and Response (EDR), Network Detection & Response (NDR), eXtended Detection & Response (XDR), Managed Detection and Response (MDR), hingga Secure Access Service Edge (SASE).
Selain itu, layanan cloud seperti Virtual Desktop Infrastructure (VDI) dan Enterprise Distributed Storage juga menjadi bagian dari solusi terintegrasi mereka.
Keunggulan teknologi ini antara lain Integrated Security Architecture, yang menggabungkan deteksi dan respons ancaman di seluruh endpoint dan jaringan, serta pendekatan Cost-Effective Infrastructure Modernization yang mampu mengurangi biaya kepemilikan dibandingkan solusi tradisional.
Dukungan lokal dari tenaga teknis dan layanan purna jual juga menjadi nilai tambah untuk memastikan penerapan solusi berjalan optimal.
“Ini lebih dari sekadar perjanjian distribusi, ini adalah komitmen untuk mengubah lanskap keamanan siber Indonesia,” kata Grayson Xia.
Menurutnya, kombinasi teknologi inovatif dan jaringan mitra SMI akan membawa dampak positif bagi percepatan kematangan keamanan digital di Tanah Air.
Kerja sama ini selaras dengan program digitalisasi nasional Indonesia, yang bertujuan menjadikan negara ini sebagai pusat keamanan siber regional.
Dengan ancaman siber yang terus berkembang dan transformasi digital yang kian cepat, kemitraan strategis seperti ini diharapkan dapat membantu berbagai industri meningkatkan ketahanan digitalnya. (udn)
Load more