Cerita Para Pemeran dan Kreator tentang 'A Normal Woman', Film Netflix Terbaru Tayang 24 Juli 2025
- Netflix
“Setelah menjalani dan hidup bersama Milla sebelum dan selama syuting, dia mengajarkan saya tentang pentingnya autentisitas,” papar Marissa.
“Di zaman sekarang perempuan menjalani banyak sekali peran, baik sebagai istri, ibu, anak yang mengurus orang tua atau mertua, serta menjalani karier. Hidup Milla selalu didedikasikan kepada orang lain, dan itu tidak apa jika datang dari tempat yang ajeg. Memberi diri kita ke orang lain tapi juga memberi ke diri sendiri adalah yang paling ideal.”
“Yang saya pelajari dari kisah Milla adalah dalam hidup jangan lupa untuk memberi ke diri sendiri supaya bisa terus penuh memberi ke orang lain. Seperti pohon yang berakar dengan sangat kuat, sehingga ketika kita harus menghadapi hidup yang banyak naik turunnya kita akan tetap mengakar dan bisa terus memberi.”
Marissa juga menceritakan bahwa ia membentuk karakter Milla dari diskusi dengan Lucky, yang meliputi membaca buku The Myth of Normal karya Gabor Maté dan Daniel Maté, serta pengalaman hidupnya sendiri. “Semua manusia punya pengalaman yang kurang lebih serupa dengan yang dirasakan Milla, yaitu menjadi people pleaser, hanya saja dalam kasus Milla ini dikali 100 atau 1000. Selama ini Milla tidak diterima apa adanya, dia harus membentuk dirinya untuk dicintai orang lain.”
Film ini turut menampilkan deretan aktor seperti Dion Wiyoko, Gisella Anastasia, Widyawati, Mima Shafa, dan Maya Hasan. Mereka berbagi cerita mengenai masing-masing karakter yang diperankan dan apa yang dipetik dari pengalaman tersebut.
- Netflix
“Di sini semua karakter dibentuk dengan masuk akal,” terang Gisella. ”Kalau terkesan jahat, pasti mereka punya alasannya. Tidak gampang juga memainkan peran Erika yang ada di ranah abu-abu. Untuk saya yang belajar dengan cukup keras di kehidupan asli, saya jadi belajar tidak menghakimi Erika yang pasti melalui kehidupan yang keras dan menginginkan hal-hal tertentu. Terutama karena saya dibantu oleh tim yang luar biasa dari awal reading, untuk mengulik lapisan demi lapisan karakter sehingga kami bisa memahaminya dengan sungguh-sungguh.”
Load more