Kondisi Cuaca Makin Tak Menentu, Simak Tips Hemat Energi Demi Iklim yang Lebih Baik Demi Atasi Krisis Energi
- Istockphoto
tvOnenews.com - Krisis energi global yang makin tak terhindarkan belakangan ini menjadi perhatian serius banyak negara, termasuk Indonesia.
Gejolak geopolitik di Timur Tengah, fluktuasi harga minyak mentah, serta perubahan iklim yang memengaruhi produksi energi, memperburuk kerentanan sistem energi dunia.
Di tengah situasi ini, Indonesia menghadapi tantangan besar karena masih bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM), sementara produksi energi fosil dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan.
Selain faktor eksternal seperti konflik global, kondisi dalam negeri juga memperparah kerentanan. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS membuat biaya impor BBM semakin tinggi.
Padahal, konsumsi energi nasional terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi.
Dalam kondisi seperti ini, Indonesia membutuhkan strategi jangka panjang yang tidak hanya menyelesaikan masalah pasokan, tetapi juga memperkuat kemandirian energi nasional secara berkelanjutan.
Salah satu strategi utama yang dinilai efektif untuk menghadapi krisis ini adalah memperkuat sektor ketenagalistrikan.
Elektrifikasi berbagai sektor mulai dari transportasi, industri, hingga rumah tangga, dapat menjadi solusi konkret untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi berbasis impor.
Apalagi, transformasi ini dapat mendorong investasi energi bersih dan membentuk ekosistem energi yang lebih stabil, kompetitif, dan ramah lingkungan.
- Istockphoto
Solusi strategis, masyarakat dan pelaku usaha juga dapat berperan aktif dalam menghadapi krisis energi global ini. Beberapa tips yang bisa dilakukan di antaranya:
1. Mengadopsi teknologi hemat energi seperti lampu LED, smart meter, atau peralatan rumah tangga dengan standar efisiensi tinggi.
2. Berinvestasi dalam sistem energi terbarukan kecil, seperti panel surya atap untuk rumah tangga maupun gedung perkantoran.
3. Mendukung program elektrifikasi transportasi, misalnya dengan beralih ke kendaraan listrik dan memanfaatkan transportasi publik berbasis listrik.
4. Mengikuti edukasi energi yang disediakan pemerintah maupun komunitas, agar bisa lebih sadar dan bijak dalam menggunakan energi.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dalam Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun INDEF 2025. Sektor ketenagalistrikan bisa menjadi kunci utama dalam memperkuat ketahanan energi nasional.
“Sektor ketenagalistrikan bisa menjadi solusi Indonesia dari ketergantungan terhadap impor BBM, terutama dari kawasan Timur Tengah yang penuh konflik dan berisiko tinggi,” jelas Imaduddin Abdullah.
Rendahnya kapasitas produksi minyak di dalam negeri dan depresiasi nilai tukar Rupiah memperparah ketergantungan tersebut.
Upaya elektrifikasi nasional menjadi langkah strategis. “Produksi minyak tidak mampu mengimbangi kebutuhan energi domestik. Kombinasi masalah tersebut menciptakan kerentanan bagi sistem energi nasional,” ujarnya.
Solusi jangka panjangnya adalah mendorong diversifikasi sumber energi, terutama dengan fokus pada ketenagalistrikan.
Elektrifikasi transportasi umum, penggunaan kompor induksi di sektor rumah tangga, serta efisiensi energi di sektor industri adalah langkah konkret yang bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat.
Krisis energi bisa diubah menjadi momentum transisi menuju sistem energi nasional yang lebih berdaya saing, mandiri, dan ramah lingkungan. (udn)
Load more