Psikolog Soroti Aksi Ahmad Dhani Dua Kali Unggah ‘Serangan’ untuk Maia Estianty: Mulan Jameela Tolong…
- Kolase tvOnenews.com
tvOnenews.com - Aksi Ahmad Dhani yang kembali mengungkit masa lalu dengan mantan istrinya, Maia Estianty, lewat unggahan video di media sosial menuai perhatian publik.
Tidak tanggung-tanggung, Dhani merilis dua video berjudul “Kompilasi Gibah dan Fitnah Maia Estianty” dan “Fitnah Maia Part 2” dalam waktu berdekatan.
Fokus dalam video kedua adalah pembahasan seputar tuduhan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang pernah dilayangkan Maia kepadanya.
Diketahui, Maia Estianty memang sempat melaporkan Ahmad Dhani ke Polda Metro Jaya pada Agustus 2007 atas dugaan KDRT yang disebut terjadi di kediaman pribadi Dhani di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Namun, pada 3 November 2008, pihak kepolisian mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) atas laporan tersebut.
Artinya, kasus tersebut resmi dihentikan karena tidak ditemukan cukup bukti untuk melanjutkan proses hukum.
Kini, setelah lebih dari 15 tahun berlalu, Ahmad Dhani kembali mengangkat isu tersebut ke ruang publik, yang disebut-sebut sebagai bentuk klarifikasi untuk membersihkan nama baik dirinya serta keluarga, terutama sang istri Mulan Jameela dan anak-anak mereka.
Namun langkah Ahmad Dhani tersebut justru mendapat kritik tajam dari kalangan psikolog.
Salah satunya datang dari Lita Gading, seorang psikolog klinis yang aktif memberikan edukasi melalui media sosial.
Dalam video yang diunggah di akun TikTok-nya, Lita menyampaikan pandangannya terkait dampak psikologis dari aksi Dhani dan Mulan terhadap anak mereka, terutama Safeea Ahmad.
“Menurut saya, nggak usahlah kalian itu seperti itu. Masa lalu biarlah berlalu. Mau kalian bersihkan seperti apa pun, kondisi kalian itu sudah tercatat di seluruh jejak digital,” ucap Lita.
Menurut Lita, usaha Ahmad Dhani untuk membuka kembali persoalan lama justru bisa menyisakan luka batin yang mendalam bagi anak-anak mereka.
Apalagi ketika narasi yang dibangun mengarah pada pembenaran-pembenaran secara sepihak, terutama yang berkaitan dengan legitimasi atau posisi emosional anak dalam keluarga.
“Kalau kalian memang tujuannya mau membersihkan ini demi anak, justru akan melukai lebih banyak pada diri anak kalian sendiri. Itu secara tidak langsung tertanam dalam diri Safeea. Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa, dan mengapa akan muncul dan menjadi beban psikologis,” lanjut Lita.
Load more