Pengin Hijrah: Perjalanan Cinta dan Spiritualitas di Negeri Uzbekistan
- Ist
tvOnenews.com - Apa jadinya jika pergulatan hati seorang anak muda yang ingin memperbaiki diri diramu dalam nuansa budaya Islam klasik dan negeri eksotis Asia Tengah?
Inilah yang diangkat dalam film Pengin Hijrah, karya terbaru dari Sinemata Buana Kreasindo (SBK).
Mengambil latar di Uzbekistan, film ini menyuguhkan kisah personal yang penuh harapan, luka, dan pencarian makna hijrah dalam arti yang sesungguhnya.
Peluncuran perdana teaser, poster, trailer, serta lagu original soundtrack (OST) Pengin Hijrah dilakukan secara meriah lewat event bertajuk "Jelajahi Negeri Para Imam", di auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis, 3 Juli 2025.
Acara ini merupakan bagian dari festival budaya Mawara Al Nahar IndofFestive, kolaborasi antara SBK, UIN, dan Majelis Ulama Uzbekistan.
Visual Religius dan Puitis dari Tanah Uzbekistan
Film ini menonjolkan panorama spiritual dari tiga kota besar Uzbekistan: Tashkent, Samarkand, dan Bukhara.
Salah satu adegan paling emosional digambarkan di kompleks makam Imam Bukhari—ikon penting dalam Islam yang memberi simbol kuat tentang niat tulus dalam berhijrah.
Menurut produser Rendy Gunawan, keindahan visual Uzbekistan menyatu dengan cerita yang ingin disampaikan.
"Salju pertama turun lebih cepat dari biasanya saat syuting, membuat nuansa film ini semakin syahdu dan romantis. Alam dan cerita berpadu indah," ujarnya.
Kekuatan emosi dalam film juga tercermin lewat lagu OST berjudul “Arah Bersamamu”, yang dinyanyikan Nadzira Syafa.
Lagu ini tak sekadar pelengkap, melainkan menjadi jiwa dari perjalanan tokoh utama dalam mencari arti hijrah yang sejati.
- Ist
Novel, Layar Lebar, Hingga ke Pentas Panggung
Sebelum hadir sebagai film, Pengin Hijrah merupakan novel populer karya Hengki Kumayandi.
Menariknya, kisah ini juga akan tampil dalam format drama musikal, hasil kolaborasi dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Pentas musikal ini dijadwalkan berlangsung pada 23–24 Agustus 2025 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Rendy menambahkan, “Biasanya drama musikal hadir setelah film dirilis, tapi kali ini kami sajikan dulu untuk menarik rasa penasaran. Ini bagian dari strategi promosi yang segar dan berbeda.”
Load more