Tak hanya Paling Sulit, Agam Rinjani Buka-bukaan Hal Ditakuti Tim SAR Gabungan Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani
"Kami ngebor di situ semua, kita turun pertama dari tim BASARNAS, saya sudah sampai ke bawah kondisi korban telah meninggal dunia," bebernya.
Jenazah pendaki asal Brasil itu sebenarnya ingin dievakuasi ke bawa ke wilayah Danau Segara Anak, namun tebing semakin curam.
Niat tersebut karena kondisi sudah parah banyak batu besar jatuh dan bisa membahayakan Agam dan beberapa orang yang turun ke tebing.
Alhasil, Agam dan tim naik ke titik anchor yang terpasang di kedalaman 400 meter, namun mereka harus tidur di tebing kemiringan 45 derajat.
"Kami tidur enggak ada atap, sleeping bag masuk cuma setengah karena alat semua jadi udara masuk ke dalam sleeping bag," ucapnya.
Momen inilah yang membuat Agam dan enam orang takut apabila kondisi puncak Gunung Rinjani semakin buruk.
Agam menceritakan jika kondisi hujan, ia dan tim hanya bisa pasrah ketika membawa jenazah Juliana Marins.
"Kami berharapnya itu malam semoga tidak hujan, kalau hujan kita semua mati di bawah, kalau hujan bakalan ada longsor dari atas batu. Kedua, kita kena hipotermia," jelasnya.
Agam berpendapat, lokasi Juliana terjatuh di kedalaman 600 meter dari titik lost known merupakan medan paling sulit.
"Saya pernah 2023 evakuasi dari puncak Gunung Rinjani, tapi yang sekarang jauh lebih bukan kaleng-kaleng," tandasnya.
Perlu diketahui, Juliana Marins bersama beberapa rekannya mendaki Gunung Rinjani ditemani seorang guide bernama Ali Musthofa beberapa waktu lalu.
Ketika sudah di atas, Juliana kelelahan sehingga Ali menemani sejumlah clientnya untuk sampai ke puncak Rinjani.
Ali kembali setelah tiga menit meninggalkan Juliana, namun sang guide tidak melihat sosok korban di lokasi istirahatnya.
Ali hanya melihat senter diduga berasal dari kode Juliana. Pendaki asal Malaysia langsung menerbangkan drone dan menemukan korban di kedalaman 200 meter.
Sayangnya tim SAR gabungan tidak menemukan Juliana, hingga akhirnya Agam dan beberapa rekan mendapat jenazah korban pada 25 Juni 2025.
Dokter Forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, Ida Bagus Putu Atit menyampaikan Juliana diperkirakan hanya mampu bertahan 20 menit pasca terjatuh ke jurang.
Load more