Ronald Siahaan Protes Terbuka, Sindir Wali Kota Pematangsiantar, Tambah lagi Daftar Panjang Ketimpangan Atlet Indonesia
- Instagram @ronald_siahaan_16
tvOnenews.com - Perjuangan keras para atlet Indonesia kembali menjadi sorotan publik setelah viralnya protes terbuka dari atlet MMA One Pride, Ronald Siahaan.
Usai memenangi pertarungan melawan Alan, Ronald justru menyampaikan kekecewaan mendalam kepada pemerintah daerahnya, khususnya kepada Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi.
Dalam momen emosional itu, Ronald secara terbuka menyindir sang wali kota.
Ia merasa bahwa pemerintah daerah kurang memberikan perhatian dan dukungan yang layak kepada para atlet lokal yang berjuang mengharumkan nama daerah.
Kekecewaan Ronald bermula saat juniornya, Ajai Pasaribu, mencoba meminta dukungan kepada Wali Kota Siantar beberapa waktu lalu.
Bukannya menerima motivasi, Ajai malah mendapatkan pernyataan yang meremehkan profesi atlet.
Ronald mengungkapkan bahwa Wali Kota Wesly Silalahi sempat menyatakan bahwa menjadi atlet MMA tidak menjanjikan masa depan cerah, bahkan lebih baik mencari pekerjaan lain yang lebih pasti.
Ronald mengenakan kain Ulos Batak bertuliskan "Pematangsiantar" saat menyampaikan kritiknya, sebagai simbol kecintaannya kepada daerah asalnya.
Kejadian yang menimpa Ronald Siahaan ini menambah daftar panjang ketimpangan yang selama ini dialami para atlet Indonesia.
Tidak hanya Ronald, ketimpangan dalam dunia olahraga nasional juga sempat disorot oleh mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok.
Beberapa waktu lalu, Lindswell secara terbuka menyampaikan kritiknya terhadap pemerintah yang dianggap tidak adil dalam memberikan apresiasi kepada para atlet.
Sorotan Lindswell muncul setelah Presiden Prabowo Subianto memberikan jam tangan mewah bermerk Rolex seharga ratusan juta rupiah kepada para pemain Timnas Sepak Bola Indonesia.
Melalui unggahannya di akun X @womensfootie_id pada 9 Juni 2025, Lindswell mengaku bangga atas prestasi Timnas, namun mempertanyakan keadilan yang diterapkan pemerintah dalam memfasilitasi cabang olahraga lainnya.
“Kesenjangan atlet. Tentu bangga dengan prestasi sejawat. Tapi sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya?” tulis Lindswell dalam unggahannya.
Lindswell mengungkap bagaimana para atlet wushu junior harus menghadapi kondisi sulit akibat kebijakan efisiensi anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Banyak atlet muda yang sudah mengorbankan waktu sekolah mereka demi fokus menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas), namun kemudian dipulangkan secara sepihak melalui Zoom.
Load more