Masih Ingat Sumanto? Manusia Kanibal yang Dulunya Viral Pernah Ditolak Masyarakat, Tak Disangka Kini Nasibnya...
- Kolase Tangkapan layar YouTube Dokter Stephanie & tvOnenews
tvOnenews.com - Sumanto, sosok manusia kanibal dari Purbalingga, Jawa Tengah yang pernah gempar karena kasusnya yang fenomenal pada 2003 silam.
Sumanto dijuluki manusia kanibal berawal dari kecurigaan warga atas jasad seorang nenek bernama Mbok Rinah berusia 81 tahun di kuburan tiba-tiba hilang, setelah dikubur dalam kurun waktu belasan jam pada 11 Januari 2003.
Warga semakin curiga ada pria yang bawa jasad Mbok Rinah. Sayangnya Sumanto tak pandai hapus jejak di tanah kuburan yang masih basah dan tulang-belulang di rumahnya.
Karena banyak sisaan daging dan tulang manusia diyakini jasad Mbok Rinah, sehingga Sumanto mudah ditindak oleh pihak Kepolisian.
Setelah ditangkap, Pasal 363 KUHP atas pencurian dengan pemberatan menerpa Sumanto sebagai awal mula ia dijuluki Si Manusia Kanibal dan dihukum mendekam enam tahun penjara.
Menariknya, hukuman Sumanto dikurangi dua tahun dan polisi menganggap pria tersebut layak dapat remisi karena sikapnya yang menurut dan berkelakuan baik selama di dalam jeruji besi.
Pasca keluar, Sumanto menceritakan sebenarnya sudah makan dua jasad lainnya di Lampung dan Purbalingga karena percaya akan dapat kekuatan spiritual setelah berguru.
Sumanto Ditolak Masyarakat
- Tangkapan layar YouTube tvOnenews
Dalam sesi perbincangan lewat YouTube Dokter Stephanie, Sumanto diajak KH Supono Mustajab untuk direhabilitasi di Yayasan An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
"Bapak terpanggil setelah mendengar kabar Sumanto keluar dari lapas yang ternyata masyarakat tidak ada yang mau terima. Akhirnya Bapak Haji Supono membawa ke Yayasan An-Nur. Sudah izin juga ke bapak bupati dan keluarga mengizinkan," ujar seorang pengurus Pondok Pesantren atau Yayasan An-Nur dikutip, Sabtu (24/5/2025).
Dengan penampilan yang kucel, warga Purbalingga takut mendekati Sumanto, mereka menjauh dan tak menerima keberadaan pria bertubuh kecil itu.
"Keberadaan Pak Sumanto tuai pro-kontra karena kan fenomenal, sebenarnya keluarga yayasan sempat takut, tapi Bapak Supono meyakinkan, dan ternyata Pak Sumanto seperti pasien lainnya tak seperti orang lain yang pikirkan," kata pengurus yayasan lainnya.
Berkat sosok KH Supono yang menjelaskan sikap Sumanto tidak bahaya, alhasil warga Purbalingga tak masalah yayasan menampung walaupun mereka belum sepenuhnya nerima hingga saat ini.
Memperdalam Ajaran Agama
Selain rehabilitasi, Sumanto juga dibimbing KH Supono dan pihak yayasan mengenali ilmu agama, bahkan pernah ikut kajian setelah dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) di Hongkong.
Siapa sangka, walaupun komunikasinya masih terbata-bata, pria kanibalisme itu jago melantunkan Ayat Suci Al-Quran, khususnya membaca Surat Yasin.
"Saya juga bisa doa setiap habis makan," ungkap Sumanto.
Di Yayasan An-Nur juga rutin ikut kegiatan menghafal Asmaul Husna bersama dengan pasien lainnya, kemudian tak pernah ketinggalan semarakkan yasinan di malam Jumat.
Masih Tahap Pengobatan Penyembuhan Mental
Sumanto telah melakukan kegiatan seperti manusia pada umumnya, ia sering ikut event dan lomba, hingga berbaur dengan teman-temannya.
Akan tetapi, Sumanto belum bisa dilepas sendirian saat beraktivitas di luar yayasan, karena kondisi kejiwaannya yang belum stabil.
"Kalau kondisi Pak Sumanto masih dalam tahap pengobatan untuk berbaur dengan masyarakat. Dari segi kedokteran, masih butuh pendampingan belum bisa secara mandiri," terang pengurus yayasan.
Pihak keluarga juga belum bisa menampung karena kondisinya yang tidak stabil.
Pihak yayasan berharap jika kondisi Sumanto sudah normal, perangkat desa dan seluruh masyarakat hingga keluarga bisa mengurus Sumanto dengan baik.
"Alhamdulillah, Pak Sumanto juga jarang sakit paling juga hanya sebatas flu," tukasnya.
(hap)
Load more