Teman Seperjuangan Hercules Berani Bongkar Masa Lalu Dedengkot Ormas GRIB Jaya Itu, Sang Raja Tanah Abang Itu...
- Istimewa
tvOnenews.com, Jakarta - Nama Hercules Rosario Marshal dedengkot ormas GRIB Jaya kembali menjadi perbincangan publik seiring keterkaitannya dengan isu premanisme. Kisah perjalanan hidupnya pun dibongkar oleh sejumlah mantan petinggi TNI dan BIN.
Namun kali ini, bukan dari musuh atau penegak hukum, melainkan dari mulut teman seperjuangan lamanya sendiri, Nikolas Johan Kilikily atau yang dikenal sebagai Niko Kilikily yang menceritakan bagaimana masa lalu Hercules.
Di masa lalu yang kelam Tanah Abang bukan sekadar pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara, melainkan medan kekuasaan penuh risiko yang dikuasai para preman berdarah dingin.
- YouTube
Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Pusat era 1980–1990-an, Niko dan Hercules adalah dua nama yang sangat diperhitungkan.
“Orang dulu banyak kenal Niko Kilikily sebagai seorang ganster di Tanah Abang, bersama-sama dengan Bang Hercules,” ujar Niko dalam sebuah wawancara emosional.
Tangan Kanan Sang Raja Tanah Abang
Bagi Niko, Hercules bukan hanya rekan jalanan, tapi juga sosok yang dia panggil "Kakak".
Ia menjadi panglima perang yang mengawal langsung operasi lapangan Hercules, mulai dari pengamanan hingga perjudian bola-bola setan yang kala itu berkembang subur di tengah minimnya kontrol hukum.
Bentrokan dengan aparat adalah hal biasa. Bahkan, Niko dikenal karena selalu berada di barisan depan saat terjadi adu fisik dengan petugas gabungan.
“Itu yang bikin saya disegani dulu,” ucapnya.
Namun, satu peristiwa mengubah jalan hidupnya. Suatu malam di sebuah diskotek, Niko mengalami overdosis yang membuat nyawanya nyaris melayang.
- Instagram @nikookilikily
Ia dibawa ke rumah sakit dan divonis tidak akan selamat. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, sebuah momen yang ia sebut sebagai teguran keras dari Tuhan.
“Tapi karena Tuhan, saya hidup kembali. Dan saat itulah saya berkomitmen. Saya berjanji, saya mau berhenti jadi gangster dan mau melayani Tuhan,” ungkap Niko, mengenang titik balik hidupnya.
Kini Niko aktif sebagai pembicara rohani dan terus bersaksi tentang hidupnya yang pernah terjebak dalam dunia premanisme.
Akhir Masa Kejayaan Hercules di Tanah Abang
Masa kejayaan Hercules mencapai puncaknya hingga 1996, saat ia menguasai sebagian besar wilayah Tanah Abang. Namun kekuasaan itu tak bertahan lama.
Muncul Muhammad Yusuf Muhi, yang lebih dikenal dengan nama jalanan Ucu Kambing, jagoan Betawi asli yang mewakili kekuatan lokal.
Julukan “Kambing” bukan karena karakternya, tetapi karena latar keluarganya yang berjualan sop kambing. Namun keberaniannya tidak main-main.
“Bokap gue bukan petarung satu lawan satu, tapi satu lawan satu kampung,” ujar Bang Chatu, putra Ucu Kambing, mengenang ayahnya.
- Istimewa
Konflik pecah ketika pasukan Hercules masuk ke Tanah Abang tanpa koordinasi, membawa preman dari luar dan memicu kekacauan.
Dua anak buah Hercules tewas dalam bentrokan sengit, dan kabarnya kelompoknya sempat merencanakan membakar kawasan Bongkaran.
Namun rencana itu gagal. Ucu Kambing dan pasukannya berhasil mengusir Hercules dari jantung Tanah Abang, menandai akhir dominasi Hercules dan puncak kekuasaan Ucu.
Dari Musuh Jadi Kawan
- YouTube
Ironisnya, seiring berjalannya waktu, dua sosok keras ini justru menjadi sahabat. Mereka kerap duduk bersama membicarakan nasib masyarakat bawah dan kontribusi sosial.
Transformasi ini menunjukkan sisi manusiawi dan pendewasaan dari dua legenda jalanan yang pernah saling menumpahkan darah.
Ucu Kambing tak hanya dikenal karena keberaniannya, tapi juga karena peran damainya. Ia pernah menjadi penengah saat konflik antara Ahok dan para pedagang kaki lima meletus di Tanah Abang.
Ucu wafat pada 2 Januari 2024 di usia 76 tahun, meninggalkan warisan sosial dan pepatah khas yang masih terngiang di kalangan jagoan dan masyarakat kecil:
“Lo jual, gue beli.”
Sementara itu Hercules kini aktif berorganisasi masyarakat. Ia mendirikan organisasi Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu atau GRIB Jaya dan menjabat sebagai ketua umum.
Load more