Ketika Soeharto Terpincut Berburu Harta Karun Soekarno: Legenda Emas Berton-Ton yang Tak Pernah Ditemukan
- Antara
tvOnenews.com - Isu tentang harta karun milik Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno telah lama menjadi bahan spekulasi dan legenda urban. Presiden kedua Soeharto bahkan pernah terpincut mencarinya.
Konon, Bung Karno memiliki bertonton emas dan sebuah batu intan raksasa yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Salah satu kabar yang paling santer menyebut bahwa Soekarno memiliki emas batangan seberat 57 ton yang disimpan di Bank Swiss.
Emas itu bahkan disebut-sebut pernah dipinjam oleh Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, pada 1963 untuk pembangunan negaranya. Cerita ini mencuat di era 1980-an dan menghebohkan jagat politik dan intelijen Indonesia.
Operasi Teladan dan Perburuan Harta Bung Karno
- Kolase Tim tvOnenews
Di era Orde Baru, isu ini cukup membuat Presiden Soeharto kepincut. Ia kemudian memerintahkan pembentukan Tim Operasi Teladan yang dipimpin oleh Marsekal Pertama Kahardiman untuk memburu keberadaan harta tersebut.
Fokus utama adalah menelusuri dana-dana era Orde Lama yang diyakini tersimpan di luar negeri, terutama di Swiss. Optimisme pemerintah Orde Baru didasarkan pada dua hal:
1. Adanya rekam jejak pencairan dana sebesar Rp50 juta pada tahun 1962–1963.
2. Keberadaan Soebandrio, mantan Menteri Luar Negeri era Soekarno, yang disebut sebagai satu-satunya orang yang mengetahui nomor rekening rahasia di Bank Swiss.
Namun Soebandrio saat itu sedang menjalani hukuman seumur hidup. Ia disebut sempat menawarkan diri untuk membantu pencairan dana, dengan syarat pembebasan hukumannya. Tetapi Soeharto menolak tawaran tersebut.
- Istimewa
Hasil Nihil dan Instruksi Baru dari Soeharto
Tim Teladan terus bekerja tanpa hasil. Bahkan, Menteri Keuangan Radius Prawiro secara terbuka menyatakan skeptis terhadap keberadaan harta tersebut karena tidak ada satu pun bukti valid.
Namun, harapan belum padam. Pada 1997, Soeharto kembali menghidupkan pencarian lewat Inpres No.4 Tahun 1997 tentang Penelitian Kekayaan yang Bisa Dimanfaatkan Negara. Kali ini, Menko Kesra Azwar Anas diberi tugas memimpin pencarian.
Sayangnya, upaya kedua ini juga berakhir tanpa hasil. Dalam otobiografinya, Azwar mengungkap bahwa ia akhirnya menyatakan kegagalan kepada Soeharto. Namun, sang presiden justru menuliskan: “Diselesaikan sampai rampung!” lengkap dengan tanda tangannya—sebuah penegasan tekad meski hasilnya nihil.
Load more