Masih Ingat Rani Andriani Kurir Narkoba? Dijanjikan Hal ini oleh Saudara Sendiri jika Tertangkap, Nyatanya Malah...
- Acara TV/ Menanti Ajal
tvOnenews.com - Masih ingat dengan Rani Andriani si kurir narkoba? Simak kisahnya.
Nama Rani Andriani mencuat ke publik setelah terlibat dalam kasus narkoba yang melibatkan beberapa orang, termasuk dirinya.
Rani Andriani, yang dikenal sebagai kurir narkoba, akhirnya harus menghadapi vonis hukuman mati setelah terlibat dalam jaringan peredaran narkotika.
Pada 18 Januari 2015, Rani Andriani menjadi salah satu terpidana yang dieksekusi mati, meskipun dia sempat mengungkapkan bahwa dirinya tertipu oleh janji palsu yang diberikan oleh orang dekatnya.
- Kolase tvonenews.com
Rani Andriani, yang memiliki nama asli Melisa Apriliani, adalah satu-satunya warga negara Indonesia (WNI) yang dieksekusi mati pada malam itu, bersama dengan enam terpidana lainnya.
Kisah hidupnya dan proses hukum yang dihadapinya meninggalkan kesan mendalam di masyarakat.
Salah satu hal yang paling mengingatkan banyak orang adalah bagaimana bos jaringan narkoba yang mempekerjakannya, Meirika Franola alias Ola, justru mendapatkan grasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang mengubah hukumannya menjadi seumur hidup.
Deni Setia Maharwan, yang juga terlibat dalam kasus tersebut, mendapatkan grasi yang sama pada Januari 2012.
Namun, Rani Andriani tidak mendapat keistimewaan yang sama.
Pengajuan grasi Rani Andriani ditolak oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2014, yang akhirnya mengarah pada pelaksanaan eksekusi mati pada Januari 2015.
Tertipu Janji Palsu
Dalam penuturan Rani Andriani yang disiarkan ulang dalam program Menanti Ajal oleh akun YouTube dABERaC, ia mengaku bahwa dirinya tertipu janji-janji yang diberikan oleh saudaranya sendiri, Ola.
Ketika pertama kali bergabung dalam bisnis narkoba ini, Rani merasa takut.
Namun, Ola terus memberikan janji-janji untuk menenangkannya, termasuk janji bahwa Rani akan dilindungi dan diurus jika suatu saat tertangkap.
“Soalnya saya pernah dijanjikan kalau misalkan saya ketangkap atau apa saya bakal diurusin. Ola (yang menjanjikan) bahwa saya akan diurusin segala macem ini-ini-nya. Nggak nyangka bahwa saya harus menjalani persidangan, bahwa saya harus menjalani hukuman mati,” ungkap Rani dengan penuh penyesalan.
Janji yang diberikan oleh Ola ternyata hanya omong kosong belaka, dan Rani harus menghadapi kenyataan pahit bahwa dia tidak hanya tertangkap, tetapi juga dijatuhi hukuman mati tanpa bisa mengandalkan bantuan seperti yang dijanjikan.
Keinginan Terakhir Rani Andriani
Sebelum akhirnya dieksekusi, Rani Andriani mengungkapkan keinginannya yang sederhana namun menyentuh hati.
Ia berharap bisa dimakamkan di tempat kelahirannya, Cianjur.
Rani merasa bahwa masyarakat Cianjur telah memaafkannya, dan ia ingin dikuburkan di tempat di mana masih ada orang-orang yang menyayanginya.
“Di Cianjur, karena kelahiran saya Cianjur, saya pengen di Cianjur. Soalnya ya masyarakat Cianjur udah maafin saya. Saya kepengen dikuburin di mana emang ada orang-orang yang memang sayang sama saya,” ujarnya dalam program Menanti Ajal.
Meskipun keluarga Rani telah berusaha sekuat tenaga untuk membebaskannya, termasuk menjual rumah untuk membayar pengacara, usaha tersebut tidak membuahkan hasil.
Akhirnya, pada dini hari 18 Januari 2015, Rani Andriani harus mengakhiri hidupnya di tangan regu tembak.
Upaya Kabur dari Penjara
Rani Andriani juga pernah berusaha kabur dari penjara pada Desember 2000.
Bersama dengan dua terpidana lainnya, Maya dan Angel, ia mencoba melarikan diri dengan memotong jeruji sel menggunakan gergaji besi.
Setelah itu, mereka berhasil membongkar gembok dan memanjat menara setinggi 15 meter.
Sayangnya, Rani terjatuh dan mengalami cedera parah yang menghalanginya untuk melarikan diri lebih jauh. Maya dan Angel berhasil kabur, namun Rani harus kembali ke penjara dengan luka parah.
Kisah hidup Rani Andriani yang penuh liku dan tragedi ini menjadi pengingat akan dampak buruk dari peredaran narkoba serta bagaimana janji-janji palsu dapat mempengaruhi keputusan dan jalan hidup seseorang.
Namun, meskipun telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah takdirnya, Rani harus menghadapi kenyataan yang menyakitkan sebagai akibat dari pilihan yang ia buat di masa lalu. (lsn/tsy)
Load more