Kebumen, Jawa Tengah - Kuliner khas yang satu ini semakin semakin jarang ditemui, terlebih dikawasan perkotaan, namanya cukup unik, Kethek. Makanan khas pedesaan ini terbungkus daun pisang, rasanya gurih, bertekstur lembut berminyak nabati dengan aroma khas menghasilkan citarasa gurih, seringkali memancing rasa penasaran para pemburu kuliner, di Kebumen.
Imah (40) salah satu penjual kethek asal Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong menjelaskan, kethek sendiri dibuat dengan bahan dasar blondo atau perasan ampas pembuatan minyak kelapa yang dikukus dan dibumbui dengan cabai, garam, bawang putih, bawang merah, kencur, lengkuas, serta bumbu rempah lainnya.
"Untuk memperkaya citarasa dari kethek, biasanya kita campur dengan tambahan klandingan atau sering disebut pete cina. Nikmate poolll mas," ujar Imah ditemui di warung miliknya, Minggu (27/2/2022).
Imah menambahkan, nama kethek sendiri sudah ada sejak dulu, sejak ia kecil hingga sekarang. Resep memasaknya pun diwariskan secara turun temurun. Ia mengaku tidak tahu mengapa makanan tradisional itu dinamai kethek.
"Kok bisa dinamai kethek, saya ndak tau. Pokoke dari dulu kethek yaa ngene iki mas, dari warna gak ada yg menarik tapi rasanya gurih," tambah Imah tersenyum.
"Gurih tur lezat banget mas, pokoke enak lah dibandingkan makanan cepat saji model fried chicken saya lebih milih makan kethek seperti ini," saut Syarif, salah seorang pengunjung saat menikmati kethek di warung Imah.
Menurut Syarif salah satu penggemar makanan kethek ini, mengaku sangat menyukai kethek sejak ia kecil. Kethek punya citarasa khas yang belum ada duanya diantara makanan masa kini atau makanan instan kekinian. (Wahyu Kurniawan/Buz)
Load more