tvOnenews.com - Perbincangan tentang tarif ceramah ustaz kembali menjadi sorotan publik setelah adanya sindiran dari Gus Miftah terhadap gaya ceramah Ustaz Maulana.
Meskipun tidak menyebutkan nama secara langsung, sindiran tersebut jelas ditujukan pada Ustaz Maulana yang dikenal dengan jargon khasnya "Jamaah oh Jamaah".
Gus Miftah menilai bahwa pendakwah NU seharusnya lebih bermartabat dan tidak terlalu “pecicilan” saat menyampaikan ceramah di depan kamera.
Dalam sebuah kesempatan, Gus Miftah dengan lugas menyampaikan pandangannya tentang gaya ceramah yang belakangan ini menjadi tren.
Ia menyebutkan bahwa "Jamaah oh Jamaah" yang sering disampaikan Ustaz Maulana di acara kajian seharusnya tidak menjadi ciri khas seorang Kyai NU.
Menurut Gus Miftah, seorang pendakwah seharusnya menyampaikan dakwah dengan penuh khidmat dan tidak dengan cara yang terkesan "pecicilan".
Ia bahkan menilai bahwa pendakwah NU yang sejati harus lebih menonjolkan kemartabatan dalam berdakwah, apalagi jika acara tersebut disiarkan di televisi.
“Pagi-pagi setengah enam nyalain televisi yang ditonton apa? 'Jamaah oh jamaah', itu idola orang sekarang yang modelannya begitu,” sindir Gus Miftah.
Gus Miftah pun menambahkan, “Menurutmu Kyai NU pecicilan begitu pantas? Gak pantas, (Kyai NU) pegangnya (kitab) Al Hikam. Berdakwah di TV kok sambil pecicilan.”
Dalam sebuah kesempatan, Ustaz Maulana membuka pengakuan tentang bagaimana dulu ia tidak pernah memikirkan soal uang dari ceramah.
Sebagai seorang pendakwah, ia mengaku bahwa ia tidak pernah menerima bayaran dari honor ceramah yang diberikan kepadanya.
Bahkan, seluruh honor yang ia terima pada awal kariernya langsung diberikan kepada sang ibu.
"Fee saya (dulu) Rp10 ribu, Rp5 ribu. Amplop yang dikasih orang aku ndak terima, langsung saya kasih ke ibu," ungkap Ustaz Maulana dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh YouTube Trans TV Official pada 2016.
Ia menjelaskan bahwa ia tidak pernah memikirkan uang dari ceramah, karena bagi dirinya berdakwah adalah sebuah pengabdian yang harus dilakukan dengan ikhlas.
Namun, setelah menikah pada 2008, cara Ustaz Maulana dalam mengelola honor ceramah mulai berubah.
Ia membagikan hasil honor ceramah kepada ibu, istri, dan dirinya sendiri.
Setiap kali mendapat honor, ia membagi-bagikan dengan komposisi yang sudah disepakati, 30% untuk ibu, 30% untuk dirinya, 30% untuk istri, dan 10% untuk zakat.
Sementara Ustaz Maulana memilih untuk lebih ikhlas dalam menerima honor ceramah, Gus Miftah memiliki pengakuan yang berbeda.
Dalam sebuah kesempatan, Gus Miftah pernah mengembalikan honor sebesar Rp75 juta yang diberikan kepadanya setelah sebuah acara.
Gus Miftah merasa bahwa bayaran yang ia terima terlalu kecil dibandingkan dengan biduan dangdut yang menyanyikan beberapa lagu di acara yang sama.
“Selesai acara, penyanyi dangdut dikasih 150 juta, (sedangkan) saya dikasih 75 juta,” ungkap Gus Miftah.
Ia menilai bahwa ceramah Islam yang ia bawakan jauh lebih bernilai dibandingkan dengan penampilan seorang penyanyi dangdut.
Karena merasa tidak dihargai dengan baik, ia pun akhirnya menuntut agar bayaran untuk ceramahnya dihargai lebih layak.
"Udah lah saya gak usah Anda kasih, tapi besok kalau Anda undang ustaz tolong dihargai lebih mahal dibanding penyanyi dangdut," pungkas Gus Miftah.
Setelah itu, pihak penyelenggara acara akhirnya memberikan honor yang lebih tinggi, yakni Rp200 juta.
Meskipun keduanya memiliki gaya dan pandangan yang berbeda, keduanya tetap berkontribusi besar dalam dunia dakwah Indonesia. (adk)
Load more