tvOnenews.com - Seniman ketoprak sekaligus pesinden legendaris, Yati Pesek berani jujur soal rasa sakit hatinya pada Gus Miftah tekait dengan video lama yang menhina dirinya diatas panggung.
Kisah kontroversi yang melibatkan Gus Miftah dan seniman ketoprak Yati Pesek belakangan ini menjadi sorotan publik.
Kontroversi viralnya ceramah Gus Miftah bukan tanpa sebab. Hal itu merupakan buntut dari penghinaan terhadap penjual es teh, Sunhaji yang dilakukannya pada saat berdakwah.
Tak sampai disitu, beredar pula video ceramah Gus Miftah yang viral memperlihatkan olok-oloknya terhadap Yati Pesek yang dianggap sebagai pelecehan secara verbal.
Dalam video tersebut, Gus Miftah menggunakan kata-kata yang dianggap menghina, bahkan menyebutnya seperti pelacur dan bajingan, telah menuai kecaman luas dari masyarakat.
Video tersebut, yang awalnya memperlihatkan Gus Miftah sedang tampil bersama Yati Pesek, menyebar cepat di media sosial.
Dalam video itu, Gus Miftah menggunakan bahasa yang dianggap kasar dan merendahkan, memicu reaksi keras dari netizen.
Tak hanya itu, kasus ini juga mengingatkan publik pada insiden sebelumnya ketika Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh bernama Sunhaji.
Yati Pesek, seorang seniman yang telah berkecimpung di dunia ketoprak sejak kecil, akhirnya angkat bicara mengenai insiden tersebut.
Dalam wawancaranya dengan Erick Estrada yang diunggah di akun Instagram milik aktor tersebut, Yati Pesek mengungkapkan rasa sakit hati yang dirasakannya akibat penghinaan itu.
“Ya, aku cuma diam saja walaupun sebenarnya hatiku ya sakit sekali,” ujar Yati Pesek, seperti dilansir dari DetikPop, Minggu (8/12/2024) lalu.
Yati Pesek memulai perjalanan seninya sejak tahun 1966 dengan bergabung dalam berbagai kelompok seni seperti Wayang Orang Jati Mulya Kebumen, Panca Murti, Sari Budaya Klaten, dan Ketoprak Plesetan pada tahun 1990.
Sebagai seorang seniman yang berdedikasi menjaga budaya Jawa, Yati Pesek merasa sangat terpukul oleh kata-kata Gus Miftah.
“Aku ini dari kecil jadi seniman sampai jadi tua itu menjaga budayaku beneran,” katanya dengan nada sedih.
Dalam setiap pertunjukan dan keterlibatannya di dunia seni, ia selalu menjaga sikap, tata krama, dan ucapannya.
“Kok aku sama Miftah dibilang kayak begitu,” lanjutnya.
“Salahku apa? Padahal aku muhajadah di situ, aku tidak pernah dibayar, tidak minta bayaran. Aku cuma cari ilmu, ternyata kayak begitu.”
Yati Pesek menambahkan bahwa ia memilih untuk tetap diam meski hatinya terluka. Namun, saat video tersebut tersebar dan menjadi viral, ia merasa perlu menyampaikan perasaannya.
“Aku cuma bisa menahan, cuma diam saja, ini tiba-tiba kok ada entah siapa yang punya video seperti itu lalu di-share sekalian. Ya semoga semua selamat, sehat semua, teruskan seni budaya kita, Nak Erick ya, doakan ibu sehat selalu,” ucapnya dengan penuh haru.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga etika dalam berdakwah dan berinteraksi, terutama ketika melibatkan sosok-sosok yang memiliki kontribusi besar terhadap seni dan budaya.
Yati Pesek, dengan perjalanan seninya yang panjang, menjadi simbol dedikasi untuk melestarikan budaya Jawa, dan insiden ini membuka ruang diskusi tentang penghargaan terhadap para seniman.
Load more