Bakatnya semakin terasah ketika bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Putera Mustika di Blora. Tidak peduli hujan atau panas, Arhan selalu hadir dalam latihan.
Dedikasi dan semangatnya tidak pernah surut meski fasilitas yang dimilikinya serba terbatas.
Keterbatasan ekonomi menjadi hambatan utama bagi keluarga Arhan. Bahkan, untuk membeli sepatu sepak bola, mereka harus berutang atau menjual barang di rumah.
Surati mengisahkan, Arhan pernah menggunakan sepatu bola seharga Rp25 ribu yang hanya bertahan satu kali pakai.
“Dulu kami memang susah sekali, utang sana-sini. Dulu dia tidak punya sepatu, tidak punya Rp25 ribu, dan itu pun sekali dipakai sudah jebol,” kenang Surati.
Tak hanya sepatu, biaya pendaftaran turnamen juga menjadi beban berat. Namun, orang tua Arhan tidak pernah menyerah.
Load more