Semarang, Jawa Tengah - Cinta kepada sang pencipta. Itulah makna dari tari sufi, seni relijius yang dikenalkan oleh ulama dan penyair Turki Jalaludin Rumi. Seni itulah yang diajarkan kepada santri di Pondok Pesantren Al Islah Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, sebagai salah satu media dakwah.
Pondok Pesantren Al Islah berada di tengah perkampungan, agak berbukit dengan naungan pepohonan. Cukup sederhana, namun di dalamnya terkandung ajaran mulia yang didapatkan para santri.
Tari sufi diajarkan kepada santri baik laki-laki maupun perempuan. Tempatnya di serambi pondok yang lumayan luas untuk menampung sepuluh penari. Sesekali juga berlatih di halaman rumput.
Tari sufi didominasi gerakan memutar, sementara tangan dan kepala membentuk beberapa perpaduan gerak. Menurut Kyai Budi, gerakan ini mengandung filosofi yang amat dalam.
"Kekuatan cinta pada Tuhan adalah dasar dari tari sufi. Tari sufi melambangkan kemabukan dalam pelayanan hidup. Kalau orang suka sendiri, ia cenderung egois. Tapi saat larut dalam samudera kebersamaan, ia akan mabuk pelayanan sampai ia tak tahu siapa dirinya, dan pada pada saat itu Tuhan bermahkota di hati," ungkap Kyai Budi.
Load more