tvOnenews.com - Pilot Batik Air, Captain Rico Setta Mafella berhasil menyelamatkan 148 penumpang dari maut saat terjadi gempa di Palu.
Palu diguncang gempa hebat berskala 7,4 SR yang menyebabkan gelombang tsunami.
Tragedi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 ini tentu membawa duka mendalam.
Di tengah duka, ada kisah heroik dari seorang pilot bernama Rico Setta Mafella.
Rico Setta Mafella, pilot maskapai Batik Air menceritakan kesaksiannya berhasil take off sebelum gempa bumi melanda Palu.
Awalnya, Rico mendapat telepon dari kantor untuk menerbangkan pesawat di tanggal 27 dan 28 September 2018.
Mulai dari sini lah, keanehan mulai terjadi. Pasalnya ia mendapat perubahan jadwal sebanyak 11 kali.
“Saya ditelepon kantor, ternyata ada perubahan jadwal sampai 11 kali. Itu tidak biasa dalam hidup saya paling maksimal 4 kali,” ujar Captain Rico Setta dilansir dalam kanal YouTube RJL 5 - Fajar Aditya.
Firasat tak mengenakan sudah mulai muncul di benaknya.
Meski begitu, dirinya tak terlalu menghiraukan hal tersebut.
Pada saat penerbangan di tanggal 27, ia mengaku tak merasa ada kejanggalan.
Namun selama terbang dari Jakarta-Medan-Jakarta hingga berakhir Makassar, selama itu dirinya tak berhenti melantunkan pujian pada Tuhan.
“Nah ini salah satu cerita unik, di mana saya tanggal 27 Itu melantunkan pujian selama 12 jam nonstop. Kemudian saya merasa ada suara yang minta saya untuk memuji Tuhan,” katanya.
Di tanggal 28, Rico diminta untuk melaksanakan jadwal penerbangan dari Makassar ke Palu.
Penerbangannya berjalan normal, namun saat tiba di bandara Mutiara Palu, Rico mengaku mendapat bisikan untuk segera pergi.
Padahal kala itu dia dan kru ingin turun berfoto-foto terlebih dahulu.
Kembali ‘mendengar Suara Tuhan’ itu, Rico pun meminta seluruh krunya langsung bersiap untuk penerbangan selanjutnya.
Akhirnya singkat cerita sudah sampai ke Makassar, petugas di sana terkejut melihat dirinya.
Kejadian gempa dan tsunami hanya berselang 1 detik.
Mendengar tersebut, Rico langsung bergetar.
Hanya beda 1 detik saja, nyawa dirinya, kru dan para penumpang bisa melayang.
“Akhirnya bisa selamat itu karena bisa lewat dalam hitungan detik. 1 hitungan detik menyelamatkan ratusan nyawa.” tutup Pilot Batik Air, Captain Rico Setta. (hnf)
Load more