Akibat Frustrasi Kena PHK, Pemuda ini Tergiur Rayuan Temannya Dapat Uang dengan Cara Cepat, Ternyata Jadi Gigolo
- Kolase Tim tvOnenews
"Ya ibu-ibu gimana sih. Ya permainannya standar aja si, kayak ibu-ibu biasa lah. Karena sudah berumur juga ya," papar Steven.
Steven berusaha untuk menikmati hal tersebut sebagai pekerjaan layaknya menjadi suami orang.
Sehingga tujuannya adalah hanya tentang uang, meskipun dari segi penampilan sang istri bos bahkan tidak membuatnya bergairah.
Meski mengaku dapat bayaran dari pekerjaan tersebut, tapi di sisi lain Steven mengaku bahwa dirinya seperti dipenjara karena tidak bisa pergi dengan bebas.
Steven mengaku ia bekerja selama 6 bulan, dan setiap pertemuan mendapatkan satu juta rupiah.
Akan tetapi setelah itu, ajudan bos tersebut menawarkan pekerjaan lain yang cukup berat.
Karena dia harus menemani selingkuhan bos dengan usia yang lebih mudah, namun lebih sulit didekati.
"Bos ini menghire talent-talent yang ganteng-ganteng. Tapi yang ini lebih spesifik, tingginya harus sekian, yang gini, yang gini," ujar Steven.
"Ya dibilang cakep si engga banget, tapi lebih muda usia 30an. Dibilang lebih nafsu sih iya," ujarnya.
Steven mengaku berhubungan intim juga dengan selingkuhan si bos yang rata-rata seorang janda. Bahkan dia dibayar dua kali lipat lebih mahal, tapi dengan target yang lebih serius.
"Karena finalnya ini kita harus menjadi suami benerannya. Jadi semuanya sama diguna-guna juga," ungkap Steven.
Akan tetapi bedanya, di rumah selingkuhan tersebut ada kedua orang tua yang mengetahui jika Steven merupakan bos kaya yang memiliki hubungan dengan sang anak.
Bahkan lebih gilanya lagi, bos tersebut juga mengirim guna-guna kepada keluarga selingkuhannya agar percaya bahwa Steven adalah kekasihnya.
"Selama kita kuat bayar dukunnya, selama itu juga guna-guna berjalan," ungkap Steven. (udn)
Trigger warning: Artikel ini tidak ditujukan untuk memberi contoh perilaku dan fenomena buruk yang diulas dan sedang jadi perbincangan hangat di media sosial. Penulis memohon kebijaksaan pembaca, dan berkonsultasi dengan pihak terkait jika artikel ini memicu emosional pembaca.
Load more