Beginilah Cara Hidup Bersenang-senang Tanpa Utang
- ANTARA
Sebelum Anda mengalami keruntuhan ekonomi, beberapa hal berikut sebaiknya dihindari:
1. Update Barang
Gawai, perangkat elektronik, dan kendaraan adalah barang-barang yang memang perlu diperbarui secara berkala ketika terjadi kerusakan atau turunnya performa fungsionalnya. Artinya, membeli atau memperbarui barang-barang tersebut haruslah atas alasan urgensi bukan gengsi, dan titik tekannya terletak pada fungsi.
Keinginan untuk selalu update ponsel, kendaraan, atau barang elektronik hanya karena perusahaan telah merilis versi terbarunya, dijamin tidak akan ada habisnya. Masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah bisa dipastikan akan berangkat menuju kebangkrutan bila berperilaku demikian.
2. Membanding-bandingkan
Gemar melirik harta benda tetangga atau rekan-rekan kerja lalu membandingkan dengan yang dimiliki, kemudian merasa iri dan ingin menyaingi merupakan cikal-bakal perilaku konsumtif yang kelak sulit dihentikan.
Orang yang selalu menginginkan apa yang dimiliki oleh orang lain akan terjebak pada perlombaan tidak sehat dan bersifat terus-menerus bahkan bisa berurusan dengan pinjol (pinjaman online) atau jenis utang lainnya demi memenangi persaingan itu.
3. Pengabdi Gengsi
Tidak perlu mengabdi pada gengsi apalagi jika harta Anda masih bisa dihitung atau tidak tak terbatas. Harga sebuah gengsi amatlah mahal untuk orang yang masih hidup dengan gaji, dari bulan ke bulan berikutnya.
Ambisi untuk meraih gengsi akan menghilangkan kesadaran seseorang dalam membelanjakan uangnya dengan kadar yang tidak wajar. Gengsi yang berkerabat dekat dengan kebutuhan akan pengakuan dapat membuat orang mengerahkan segala upaya untuk membiayai gaya hidup agar bisa “seperti orang-orang”.
![]()
Ilustrasi Orang Liburan (pixabay)
Versi Sendiri
Setiap individu memiliki kemampuan finansial sendiri yang tentu berbeda dengan daya beli orang lain. Karenanya, jangan sekali-kali berkiblat pada orang lain dalam hal gaya hidup utamanya kebutuhan rekreasi.
Rekreasi atau bersenang-senang pada umumnya bisa berupa tamasya (travelling), wisata belanja dan kuliner, menonton acara hiburan, juga perawatan diri dapat dimasukkan dalam kategori ini.
Meski bagian dari kebutuhan rohani, dari skala prioritas rekreasi menempati urutan terbawah setelah dipenuhinya berbagai kebutuhan wajib yang lebih penting. Porsi alokasi dananya pun relatif kecil -- menurut rumus pengelolaan keuangan -- yakni tidak lebih dari 10 persen penghasilan.
Load more