Kesaksian Dokter Forensik: Pernah Merasa Diguna-guna Agar Beri Kesaksian Palsu soal Hasil Autopsi

Jakarta, tvonenews.com – Viral di media sosial seorang dokter forensik Stephanie Anindita yang menceritakan sepak terjangnya sebagai dokter forensik.

Dalam video tersebut Dr Stephanie menjelaskan bahwa dirinya pernah merasa diguna-guna. Hal itu lantaran ia ditunjuk sebagai saksi ahli di pengadilan dalam suatu kasus yang jenazahnya diautopsi olehnya.

Menurut penuturannya, Dr Stephanie merasa diguna-guna untuk memberikan jawaban yang berbeda dari kenyataannya. Hal itu agar tersangka bisa bebas dari jerat hukum dan terlepas dari statusnya sebagai tersangka.

“Ada satu kasus di mana saya harus menjadi saksi ahli dan di pengadilan itu memang sempat mau dibelokkan bahwa bukan pelaku ini yang menyebabkan kematiannya. Tapi dari penemuan saya itu udah istilahnya si pelaku ini terdakwanya waktu itu udah enggak bisa kabur lagi lah gitu. Ini enggak mungkin karena hal lain kecuali penganiayaan kecuali ada kekerasan,” ungkap Dr Stephanie mengutip dari akun @podcastobrolansantai pada Senin (7/5/2023).

Ternyata dugaan ini pun didukung oleh pernyataan sang suami yang melihat adanya perubahan sikap Dr Stephanie secara drastis. Atas hal itu bahkan menimbulkan prahara dalam rumah tangganya.

“Enggak lama setelah itu saya tuh kayak linglung rasanya. Tiba-tiba ada satu fase di mana ingatannya saya tuh kayak nyala mati gitu dan yang sadar suami saya waktu itu."

"Tiba-tiba sifat saya berubah drastis dan kami bisa dibilang pernikahan kami tuh hampir gagal. Kami hampir pisah karena tiba-tiba emosi saya enggak stabil,” ujar Dr. Stephanei.

Sebelumnya tidak ada yang mencurigai perubahan sikap Dr Stephanie karena diguna-guna. Bahkan ia pun pernah dibawa ke IGD karena kondisi tubuhnya yang tiba-tiba muntah tanpa sebab.

Saat diperiksa, ia tidak menemukan adalahnya masalah dalam kesehatannya menurut dokter di IGD.

Selain itu Dr Stephanie suka berujar bahwa dirinya membenci sang suami dan ingin sendiri tanpa suaminya. Hal itu bukanlah yang benar-benar menjadi keinginan Dr Stephanie, karena ia merasa seperti ada yang mengendalikannya. (MG1/ree)