Jakarta, tvOnenews.com - Profesi dapat berupa apa saja, termasuk dengan sebuah pekerjaan yang tidak biasa, seperti berkutat dengan mayat. Pekerjaan ini tidak semua orang mampu menjalaninya, yakni menjadi seorang dokter forensik, dr Sumy Hastry Purwanti.
Kejadian yang diluar nalar sering dialami oleh dr Hastry, seperti bermimpi didatangi oleh korban pembunuhan, hingga melihat sosok kasat mata yang memunculkan diri di ruang forensik.
Dokter Hastry merupakan seorang polisi wanita pertama di Asia yang mendapatkan gelar doktor forensik. Namun, sepanjang pengabdiannya selama 20 tahun di bidang forensik, ternyata memiliki banyak cerita yang tidak biasa dialami oleh dokter Hastry.
Seperti apa cerita dari seorang Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti mengenai pengalamannya tersebut, simak informasinya berikut ini.
Potret dr Sumy Hastry Purwanty. (Tim tvOne - Didiet Cordiaz)
Ketika bulan Maret 2022, publik sempat digegerkan dengan sebuah pemberitaan mengenai penemuan mayat wanita yang ditemukan dengan kondisi organ vital yang terpotong. awalnya polisi mengira bahwa wanita tersebut merupakan korban dari tindak kekerasan seksual.
Namun, dokter Hasri curiga akan hal sebaliknya, sebab ia merasa bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan seksual pada mayat wanita tersebut.
"Karena saya mikir modusnya apa sih kira-kira, Kok kenapa orang kok tega banget. dan kekerasan yang di kepala itu tidak mematikan gitu loh. Jadi dipukul mungkin dibuat pingsan dulu untuk diambil organ-organnya, terus dibiarkan pendaratan hebat, terus meninggal,” ungkap ahli forensik, dr Sumy Hastry Purwanti dalam salah satu unggahan video di kanal Youtube TRANS7 Lifestyle.
Pada malam setelah melakukan autopsi, sosok yang serupa dengan mayat tersebut datang dalam mimpi dokter Hastry.
"itu malamnya tuh, Saya dimimpiin dia datang cantik biasa gitu loh dan memang orang situ sesuai dengan foto yang dilihatin teman saya yang itu ibu-ibu. Saya yakin jadi ini bukan kekerasan seksual,”
Dokter Hastry menilai bahwa adanya kecenderungan pembunuh dari kasus tersebut sedang melakukan ritual tertentu. Ternyata ada pembunuhan dengan modus serupa yang terjadi sebelumnya.
"Jadi memang suatu pembunuhan yang diniatkan oleh pelaku untuk mengambil organ-organ ini dan untuk naik pesugihan atau Sakti. Ternyata beberapa minggu yang lalu juga ada kejadian tapi tidak dilaporkan,” ujar dr Hastry.
Dalam waktu 2 minggu polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan tersebut. Tetapi sesuatu yang janggal terjadi setelah kasus terungkap. Sosok wanita yang menjadi korban kasus pembunuhan itu kembali datang dalam mimpi dokter Hastry, bahkan sosok itu terlihat seperti tersenyum.
"Terlihat dia baik-baik aja senyum, jadi dia baik-baik aja tersenyum. Kayak saya mikirnya kayak dia mengucapkan terima kasih. Saya udah membantu dia membersihkan atau menutup luka-lukanya. Sehingga bisa kita pulasari, kita bungkus, kita makamkan dengan baik,” jelasnya.
dr Sumy Hastry Purwanti tangani kasus pembunuhan Subang. (Kolase tvOnenews)
Pengalaman serupa terjadi pada kasus pembunuhan lainnya, yaitu saat peristiwa pembunuhan di Subang pada Agustus 2021 lalu. Ditemukan mayat ibu dan anak yang di dalam sebuah bagasi mobil sempat menjadi headline media massa nasional.
Uniknya, korban pembunuhan tersebut datang dalam mimpi dokter Hastry, saat sebelum ia ditugaskan memeriksa jasad korban Bahkan dalam mimpi tersebut sosok itu datang seolah meminta tolong karena kematiannya yang tak wajar. sayangnya kasus ini belum terungkap sampai sekarang.
"itu sempat dia minta tolong. Datang dalam mimpi saya. Iya, ‘Tolong saya meninggal tidak wajar di Subang’ gitu. Lalu saya menghubungi teman di Subang, akhirnya udah nggak apa-apa ke sini kita gelar kasus bantu. Terus kita autopsi kedua gitu. Tapi sampai sekarang belum terungkap saya pengennya terungkap segera,” tuturnya.
dr Sumy Hastry Purwanti tangani Kecelakaan Pesawat AirAsia. (Kolase tvOnenews)
Bahkan dalam peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia pada 2014, dr Sumy Hastry menyimpan memori mendalam saat ia berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Ia bersama jenazah korban lainnya akan diterbangkan ke Surabaya Untuk identifikasi lebih lanjut. Namun, menjelang keberangkatan ke Surabaya, dokter Hastry memimpikan sesuatu yang membuatnya menunda penerbangannya.
"Nah itu pernah saya mau udah 2 minggu di Pangkalan Bun. Terus mau kembali ke Surabaya untuk bantu. Terus malamnya tuh saya dimimpikan malah, dia bilang ‘besok saya ditemukan, Ibu jangan pulang dulu’. gitu terus ya bener. Pakai baju itu itu dia sesuai mimpi saya terus ternyata ditemukan,” katanya.
dr Sumy Hastry Purwanti bersama Denny Darko. (Ist)
Dokter Hastry tak menampik bahwa bila selama dirinya menjalankan profesinya kejadian di luar nalar. Seringkali terjadi sebuah kejadian langka juga dialami dokter Hasri ketika memeriksa jasad polisi korban penembakan teroris di Solo pada tahun 2013.
Saat itu dokter Hasri merasa kesusahan ketika harus mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuh korban.
"Dan setelah kita foto rontgen, ternyata peluru itu susah diambil karena besaran di tulang belakang. itu ada di tulang belakang di bagian pinggang sama di leher. Kita kan harus balik tuh jenazahnya. Kita buka dari belakang jenazahnya harus kita gergaji, susah banget,” ungkapnya.
Padahal saat itu dokter Hasri harus segera berangkat ke Jakarta untuk kembali tugas lainnya. Waktu semakin menipis, tim hanya bisa berdoa agar peluru bisa diangkat serta dapat diidentifikasi.
Tiba-tiba satu peristiwa aneh pun terjadi ketika dokter Hastry mengangkat tulang korban satu demi satu.
"saya lihat kok seolah-olah itu si korban ini kayak menggerakkan badan gitu, merilekkan tubuhnya biar pelurunya itu lepas gitu loh Itu dan Apa anggota saya yang mau motong itu gergaji Tulang belakangnya itu jatuh alatnya itu nggak bisa jadi jatuh dan saya juga begitu jatuh terus tiba-tiba itu jenazahnya kayak kayak orang menggeliat gitu ya Dan itu pelurunya tuh ada di jari saya tiba-tiba nyempil gitu aja ambil tiba-tiba ada jepit jepit di tangan saya itu peluru gitu dan dia kaget tuh yang tahu yang kita aja tim yang di dalam dan itu saya melihat Jenazah korban tuh seakan-akan tersenyum bilang kayak terima kasih dan saya angkat terus pelurunya saya ambil
Dokter Hastry dan tim pun segera menyerahkan peluru tersebut kepada pimpinan penyidik, dokter Hastri menyebut mengambil peluru yang tersangkut di tulang belakang. Memang bukan hal yang mudah dibutuhkan ketelitian ekstra bahkan bisa memakan waktu paling sedikit 4 jam. Namun untuk kasus ini mereka hanya butuh waktu sekitar satu setengah jam saja
"satu setengah jam aja. Sampai selesai kita jahit sampai kita mandikan kita bersihkan lagi dan jenazah bagus. Memang wajahnya tidak ada apa-apa sih jadi bersih gitu. Dia tertidur dengan tersenyum seperti itu. Jadi kayak mengucapkan terima kasih, saya juga terima kasih dipermudah sama dia walaupun aneh gitu kan,” pungkasnya. (kmr)
Load more