Bukan Hanya Perokok Aktif, Penyebab Kanker Paru yang Juga Bisa Dialami oleh Orang Non-Perokok
- Freepik
tvOnenews.com - Kanker paru masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Berdasarkan data yang dilansir dari Mayapada Hospital, kanker paru berkontribusi pada sekitar 18% dari total kematian akibat kanker pada tahun 2020.
Angka ini menunjukkan betapa berbahayanya penyakit ini, terutama karena sebagian besar kasus baru ditemukan ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Kondisi ini membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan tingkat kesembuhan menurun drastis. Umumnya, pasien baru datang ke rumah sakit setelah mengalami gejala seperti batuk terus-menerus, nyeri dada, batuk berdarah, sesak napas, dan penurunan berat badan yang signifikan.
Padahal, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan menurunkan risiko kematian akibat kanker paru.
Pentingnya Deteksi Dini dengan LDCT Scan
Screening kanker paru atau pemeriksaan dini merupakan langkah penting untuk mendeteksi adanya kelainan sebelum gejala muncul.
Salah satu metode yang direkomendasikan adalah Low-Dose Computed Tomography (LDCT) Scan, yaitu teknik pencitraan menggunakan radiasi dosis rendah untuk menghasilkan gambar tiga dimensi kondisi paru-paru secara lebih detail.
Berbeda dengan foto rontgen dada (chest X-ray) yang memiliki tingkat sensitivitas rendah, LDCT mampu mendeteksi nodul kecil atau kelainan pada paru lebih akurat.
Dengan deteksi lebih dini, pengobatan dapat dilakukan lebih cepat sehingga tingkat kesembuhan bisa meningkat hingga 20%.
Pemeriksaan LDCT direkomendasikan terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi terhadap kanker paru, seperti perokok aktif, mantan perokok, maupun individu dengan faktor risiko lain seperti paparan bahan kimia berbahaya dan riwayat keluarga penderita kanker paru.
Kanker Paru Juga Bisa Terjadi pada Non-Perokok
Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa kanker paru hanya menyerang perokok aktif. Namun kenyataannya, sekitar 10–25% kasus kanker paru justru terjadi pada orang yang tidak merokok sama sekali.
Artinya, faktor penyebab penyakit ini jauh lebih kompleks dan tidak semata-mata karena kebiasaan merokok.
Beberapa penyebab kanker paru pada non-perokok antara lain:
1. Paparan Asap Rokok Secara Pasif (Perokok Pasif)
Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan dengan banyak perokok memiliki risiko tinggi terkena kanker paru. Asap rokok yang dihirup secara tidak langsung mengandung lebih dari 70 zat karsinogenik yang berbahaya bagi paru-paru.
2. Paparan Zat Kimia dan Polusi Udara
Polusi udara, terutama di daerah perkotaan dan kawasan industri, berperan besar dalam meningkatnya kasus kanker paru.
Partikel halus (PM2.5) dan bahan kimia seperti asbes, silika, radon, serta senyawa tembakau industri bisa memicu kerusakan sel paru secara perlahan.
3. Faktor Pekerjaan
Pekerja di sektor tambang, pabrik semen, industri logam, dan konstruksi memiliki risiko tinggi karena sering terpapar debu, logam berat, dan bahan kimia berbahaya.
Paparan jangka panjang tanpa perlindungan memadai dapat menyebabkan peradangan kronis pada jaringan paru.
4. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga
Individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru juga lebih rentan. Penelitian menunjukkan bahwa risiko meningkat hingga 1,5 kali lipat jika salah satu anggota keluarga inti menderita kanker paru.
Faktor genetik tertentu dapat membuat seseorang lebih mudah mengalami mutasi sel yang berujung pada kanker.
5. Paparan Gas Radon di Dalam Rumah
Gas radon adalah gas radioaktif alami yang berasal dari tanah dan batuan. Di beberapa daerah, gas ini bisa masuk ke dalam rumah melalui celah lantai atau dinding.
Paparan radon dalam jangka panjang telah terbukti menjadi penyebab utama kanker paru pada non-perokok.
6. Kelompok Risiko Tinggi dan Anjuran Pemeriksaan Tahunan
Pemeriksaan LDCT tahunan untuk dua kelompok berisiko tinggi:
Kelompok pertama, yaitu individu berusia di atas 45 tahun, baik perokok aktif, mantan perokok, maupun perokok pasif yang sering terpapar asap rokok atau bahan kimia industri.
Kelompok kedua, yaitu mereka yang berusia di atas 40 tahun dengan riwayat kanker dalam keluarga atau memiliki faktor risiko pekerjaan. (adk)
Load more