Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Daging Kambing? Dokter Ungkap Fakta Sebenarnya: Boleh Saja Asal…
- Gemini AI
tvOnenews.com - Makanan untuk ibu hamil sering kali menjadi bahan perdebatan di tengah masyarakat.
Ada berbagai pantangan yang beredar turun-temurun, salah satunya adalah larangan mengonsumsi daging kambing.
Banyak orang percaya bahwa ibu hamil tidak boleh makan daging kambing karena dianggap bisa meningkatkan tekanan darah dan memicu kolesterol tinggi. Namun, benarkah demikian?
Menurut dr. Airlangga, SpOG, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Ia menegaskan bahwa daging kambing justru memiliki profil gizi yang cukup baik, bahkan lebih rendah kolesterol dibandingkan daging merah lainnya.
Mitos seputar konsumsi daging kambing pada ibu hamil sudah beredar lama.
Namun, menurut penelitian dan penjelasan medis, klaim tersebut tidak memiliki dasar kuat.
Daging kambing ternyata tidak setinggi kolesterol yang dibayangkan.
Bahkan, bila dibandingkan dengan daging sapi atau ayam, kadar kolesterol daging kambing justru lebih rendah.
“Banyak penelitian-penelitian yang sudah mengatakan bahwa ternyata konsumsi dari daging kambing itu sendiri tidak menyebabkan kolesterol tinggi dan hipertensi. Daging kambing justru dibandingkan daging merah lainnya atau daging ayam dia lebih rendah kolesterolnya,” jelas dr. Airlangga, SpOG.
Meski daging kambing memiliki kandungan kolesterol yang rendah, cara pengolahannya sangat berpengaruh pada dampaknya terhadap kesehatan.
“Kalau misalkan daging kambingnya sendiri itu tidak menyebabkan peningkatan kolesterol pada yang mengonsumsi, tapi ternyata cara pengolahannya itu yang sangat berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol atau kenaikan tekanan darah,” tambah dr. Airlangga.
Dengan kata lain, daging kambing tidak otomatis berbahaya bagi ibu hamil.
Yang lebih penting diperhatikan adalah bagaimana proses memasaknya.
Daging kambing tidak hanya aman, tetapi juga sangat baik dikonsumsi ibu hamil dalam jumlah yang tepat.
Kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu sekitar 23 gram protein per 100 gram daging.
Protein ini sangat penting untuk menunjang pertumbuhan janin serta menjaga kesehatan ibu selama kehamilan.
“Jadi kebutuhan protein ibu hamil dalam sehari bisa lebih cepat terpenuhi,” ungkap dr. Airlangga.
Selain protein, daging kambing juga kaya akan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi maupun ayam.
Zat besi sangat dibutuhkan ibu hamil untuk mencegah anemia dan membantu pembentukan sel darah merah.
Dengan kebutuhan zat besi yang tercukupi, risiko ibu hamil mengalami kekurangan darah bisa diminimalkan.
Tidak hanya itu, daging kambing juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti riboflavin, vitamin B, serta komposisi gizi lain yang menunjang kesehatan ibu dan janin.
Menariknya, daging kambing juga dianggap lebih aman untuk menjaga berat badan.
Proses pencernaan daging kambing memerlukan energi lebih besar dibandingkan kalori yang dikandungnya.
“Daging kambing itu dikonsumsi dengan jumlah banyak pun tidak masalah karena dengan protein yang tinggi, tapi dia tidak memberikan kalori yang banyak. Sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kelebihan kalori. Bahkan untuk orang yang sedang diet sebenarnya lebih disarankan untuk konsumsi daging kambing karena kolesterolnya rendah,” kata dr. Airlangga.
Meski begitu, ibu hamil tetap perlu memperhatikan cara memasak daging kambing.
Daging yang tidak matang sempurna berisiko mengandung bakteri atau virus yang berbahaya bagi kesehatan.
Oleh karena itu, proses pemasakan harus mencapai suhu minimal 70 derajat Celcius agar aman dikonsumsi.
“Yang perlu diperhatikan juga pada saat ingin mengonsumsi daging kambing itu harus dimasak dengan suhu yang tepat agar bakteri atau virus yang ada di dalamnya bisa mati. Minimal 70 derajat Celcius atau lebih,” jelas dr. Airlangga.
Dengan pengolahan yang benar, daging kambing bukanlah pantangan bagi ibu hamil, melainkan sumber nutrisi yang baik untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin. (adk)
Load more