Tak terasa beberapa hari lagi sudah akan memasuki 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah. Bagi umat Muslim, waktu - waktu seperti ini adalah waktu yang krusial untuk meningkatkan dan memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT.
Tentu tak nyaman rasanya jika niat mulia tersebut jadi terhambat gara - gara sakit seperti asam lambung atau GERD. GERD adalah kenaikan asam lambung dari jumlah yang kecil dengan kondisi cairan asam dari perut naik menuju mulut mereka melewati kerongkongan.
Mengutip dari New York Times, GERD (Gastroesophageal reflux disease) ditandai dengan perasaan terbakar atau panas di bagian perut dan kerongkongan, menyebabkan penderitanya tidak dapat beraktivitas dengan normal karena asam lambung yang bergejolak terutama pada saat bergerak.
Selain memberikan rasa tidak nyaman di area perut dan kerongkongan, penderita juga bisa mengalami rasa ingin muntah, suara yang serak, gangguan di saluran pernafasan, batuk, hingga asma.
Penderita asam lambung tidak disarankan untuk meminum kopi, teh, maupun soda secara rutin. Hal ini tidak hanya disarankan di luar bulan puasa namun justru harus lebih disiplin lagi saat bulan Ramadhan.
Kalau memang tidak bisa ditahan, maka batasilah konsumsi minuman - minuman pemicu naiknya asam lambung tersebut.
Kandungan kafein yang terdapat pada kopi dapat meningkatkan produksi asam lambung serta risiko peradangan pada lambung.
Kafein dapat membuat cincin otot kerongkongan rileks pada bagian bawah, sehingga asam lambung dapat naik hingga kerongkongan yang merupakan gejala mendasar pada penderita penyakit GERD.
Kopi, bahkan kopi decaf (kopi dengan kandungan rendah atau tanpa kafein) sekalipun, telah terbukti dapat merangsang produksi asam.
Pernahkah kamu merasa begah usai berbuka puasa? Begah terjadi karena kebiasaan makan yang tidak baik seperti makan dengan cepat dan berlebihan sehingga membebani kinerja lambung.
Pada saat makan, tingkat keasaman lambung secara otomatis pasti meningkat. Saat perut kosong, pH di dalam perut sekitar 1-2. Namun ketika perut terisi, pH naik menjadi 6-7.
Fakta lainnya adalah makanan terlalu cepat dan banyak dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak yang dapat berujung pada obesitas. Dalam penelitian medis yang dipimpin oleh Dr Jesper Lagergren dari Institut Karolinska di Stockholm 22 persen penderita GERD mengalami obesitas.
Setelah makan otot di perut mulai berkontraksi dan kerongkongan pun terbuka untuk membuka jalur makanan menuju perut. Seharusnya pada orang yang memiliki berat badan yang ideal, jalur tersebut kembali tertutup seusai makan masuk ke dalam saluran pencernaan.
Namun pada kasus obesitas, perut yang memiliki ukuran berlebih menyusahkan saluran pencernaan di antara kerongkongan dan lambung lebih sulit tertutup sehingga asam lambung lebih mudah meraih jalur kerongkongan.
Dalam penelitian Doktor Lagergren didapatkan fakta bahwa kandungan tembakau di dalam rokok dapat memperlambat makanan yang asam untuk meninggalkan kerongkongan.
Dari analisis 30 kasus, ada 20 persen penderita asam lambung yang merokok dan jumlahnya lebih banyak daripada penderita asam lambung.
Bagi kamu yang perokok aktif, ada baiknya membatasi jumlah rokok harian terutama sesaat setelah sahur dan berbuka puasa.
Diet yang sehat dan seimbang artinya mengatur pola makan lebih banyak pada sayuran dan buah- buahan. Sedangkan sumber protein seperti ikan, ayam, gandum utuh, dan konsumsi daging merah lebih sedikit dari jumlah sayuran dan buah sehingga bisa menekan produksi asam lambung yang berlebih.
Pola mengunyah juga perlu diperhatikan karena dengan gerakan mengunyah yang baik maka makanan tercerna dengan sempurna dan lambung bekerja tidak terlampau berat.
Saat lambung bekerja sesuai porsinya, maka asam lambungmu dipastikan tidak akan naik dan membuatmu bisa lebih tenang saat berpuasa dan beribadah.
Selain itu, untuk jenis sayur dan buah- buahan yang dikonsumsi pastikan tidak mengandung asam yang tinggi agar tidak memicu kenaikan Hcl di dalam lambung.
Demikian empat tips jitu menghindari GERD saat sedang menjalani ibadah puasa Ramadhan. Semoga informasi ini dapat membantumu, ya. (afr)
Load more