Heboh Lonjakan Kasus Rabies di Indonesia, Begini Penjelasan Dokter Ahli Soal Gejalanya pada Manusia dan Anjing
- Istimewa
gigitan atau cakaran, virus akan menetap selama 2 minggu di sekitar luka gigitan.
“Sambil memperbanyak diri di otot sekitar gigitan. Lalu virus akan menuju susunan saraf pusat melalui saraf perifer tanpa ada gejala apapun,” jelas dr. Erni.
Kemudian, setelah mencapai otak, virus akan replikasi secara cepat dan menyebar ke seluruh sel saraf otak (neuron).
“Setelah memperbanyak diri dalam neuron otak, virus berjalan ke arah perifer ke saraf eferen baik sistem saraf volunter maupun otonom,” tandasnya.
“Dengan demikian virus ini menyerang hampir tiap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan virus akan berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal dan sebagainya,” sambung dr. Erni.
Maka gejala yang terlihat ketika virus sudah menyerang otak.
“Setelah digigit hanya gejala terkait luka gigitan,” kata dr. Erni.
![]()
Ilustrasi Jenazah (iStock Photo/Soumen Hazra)
Pasien Rabies Risiko Tinggi Alami Kematian
dr Erni menjelaskan bahwa pasien yang meninggal tergantung perjalanan penyakit yang terdiri dari empat tahap.
“Prodormal, sensoris, eksitasi dan paralisis,” jelas dr. Erni.
“Sekitar 13 hari dari sejak digigit sampai menjadi paralisis lalu menimbulkan kematian,” lanjut penjelasan dr. Erni.
![]()
Ilustrasi Anjing (Ist)
Tanda-tanda Anjing Rabies
dr. Erni menjelaskan bahwa anjing pembawa rabies ada tiga tahap gejala yakni prodromal, eksitasi, dan paralitik.
“Prodromal (2-3 hari) perubahan perilaku hewan, tidak kenal pemiliknya tuannya, menghindar mengacuhkan perintah,” jelas dr. Erni.
Kata dr. Erni, bila ada provokasi anjing yang terinfeksi rabies akan mudah terkejut.
“Terjadi kenaikan suhu tubuh, dilatasi pupil dan refleks kornea menurun terhadap rangsangan,” katanya.
Kemudian tahap berikutnya kata dr. Erni adalah eksitasi yang berlangsung sekitar 3- 7 hari.
“Mulai takut cahaya dan akan bersembunyi di kolong tempat tidur, dibawah meja atau kursi. Gelisah, Sering mengunyah benda di sekitarnya,’ jelas dr. Erni.
Tahap berikutnya yakni paralisis (singkat). Sehingga gejala pada tahap ini bisa tidak diketahui oleh pemilik atau warga yang melihat.
“Kelumpuhan otot pengunyah rahang tampak menggantung. Suaranya tersedak akibat kelumpuhan otot tenggorokan,” kata dr. Erni.
Load more